Find Us On Social Media :
Mensos: Lansia bukan Beban, Namun Aset Negara dan Subyek Pembangunan ()

Mensos: Lansia bukan Beban, Namun Aset Negara dan Subyek Pembangunan

Alifia Astika - Minggu, 30 Mei 2021 | 08:30 WIB

Sonora.ID - Kelompok masyarakat lanjut usia harus dipandang sebagai penyangga pembangunan nasional. Sebagai penduduk senior, menjadi pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa kepada generasi sesudahnya.

Di usia senja, lansia tetap bahagia dan bisa produktif, sesuai dengan kapasitas dan kualitas kesehatannya. Kementerian Sosial memandang lansia bukan merupakan beban, namun justru merupakan aset negara dan subyek pembangunan.

“Sebagai penduduk senior, mereka juga telah berkontribusi dalam perkembangan bangsa. Dengan pengalaman, pengetahuan dan keteladanan, mereka bisa mewariskan nilai kebajikan kepada generasi sesudahnya,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini menyambut peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), di Bekasi (29/05/2021).

Baca Juga: Akselerasi Pemutakhiran Data, Legislator Dukung Penguatan Puskesos dan SLRT

Dengan warisan yang diberikan menjadi “modal”, bagi generasi saat ini untuk mengelola pembangunan dengan belajar dari pengalaman masa lalu lansia.

“Sebagai penduduk senior, mereka memiliki sejumlah kelebihan,” katanya.

Menyandang sebutan sebagai lansia, bukan berarti mereka tidak produktif, dan oleh karenanya menjadi obyek pembangunan. Justru sebaliknya, lansia merupakan aset produktif.

“Tentu saja, produktifitas dimaksud harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki dan tingkat kesehatannya,” kata Mensos.

Baca Juga: Bebaskan Dua ODGJ Korban Pasung di Kuningan, Kemensos Rencanakan Pemberdayaan

Oleh karena itu, lansia bukan beban negara. “Justru lansia harus dipandang sebagai aset penting negara. Mereka adalah subjek pembangunan. Populasi lansia yang besar, berpotensi memberikan banyak keuntungan jika mereka tetap tangguh, sehat dan produktif,” katanya.