Find Us On Social Media :
Boy group BTS (twitter.com/bts_bighit)

Bukan Budaya Biasa: K-Pop sebagai Produk Budaya yang Mengkritik

Rizzah Aulifia - Kamis, 2 September 2021 | 18:00 WIB

Sonora.ID − Popularitas budaya K-Pop yang mulai mendapatkan perhatian pada tahun 1990-an sempat menuai kritik, baik dari publik maupun ahli.

Beberapa pasang mata meragukan bakat para artis Korea karena seringkali mereka melakukan lip sync dalam penampilannya di acara-acara musik.

Selain itu, mereka yang tergolong sebagai ‘visual’ dari grup dianggap hanyalah pajangan semata.

Salah satu contohnya adalah grup di bawah naungan SM Town yakni S.E.S. Trio yang beranggotakan Eugene, Shoo, Bada sempat dikritik oleh publik karena dianggap grup ini tidak akan begitu populer apabila hanya mengandalkan vokal Bada.

Keberadaan Eugene sebagai visual dinilai menjadi pendongkrak grup pelantun ‘I’m Your Girl’ ini.

Baca Juga: Stray Kids Merilis Single Comeback 'Thunderous' dari Album 'NOEASY'

Kritik 1990-an tersebut kian berlanjut hingga memasuki tahun 2000-an. Hal ini turut dialami oleh boygroup yang dalam tiga tahun terakhir memasuki tangga musik internasional Billboard.

Jin BTS sempat disindir publik karena keberadaannya di grup hanyalah sebagai visual dengan minim bakat baik di vokal maupun tarian.

Berbeda dengan rekan-rekannya seperti RM yang sedari awal memiliki bakat di rap walaupun kemampuan menarinya tidak sehebat J-Hope. Ataupun Suga yang kemampuan menarinya kurang, di satu sisi ia merupakan produser jenius.

Namun demikian, belakangan ini K-Pop telah menunjukkan persona yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: TWICE Rilis Teaser untuk Single Bahasa Inggris Pertama 'The Feels'