Find Us On Social Media :
Eko Nugroho saat diwawancarai oleh Pemimpin redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho untuk siniar BEGINU. (BEGINU by Kompas.com)

Eko Nugroho Bicara soal Seniman Muda dan Medium Baru dalam Berkarya

Intania Ayumirza Farrahani - Kamis, 30 September 2021 | 20:45 WIB

Sonora. ID - Seni menapaki perjalanan sejarah yang berkelanjutan. Ia berkembang dan berubah sesuai dengan pemikiran dan tangan-tangan yang menggerakannya.

Perbedaan dinamika sosial, budaya, ekonomi, politik, serta teknologi terbukti dapat memengaruhi perspektif, ekspresi dalam berkarya, hingga cara para seniman mengenalkan karyanya ke publik.

Jika para seniman senior familiar dengan format galeri, pameran, atau museum seni rupa yang pakem, kebanyakan seniman generasi muda memilih jalan yang lebih fleksibel dan eksploratif.

Baca Juga: Omongan Seniman Susah Dipegang? Tompi: Hampir 100 Persen Bener sih

Mereka memanfaatkan segelintir medium baru untuk menyampaikan karyanya.

Beragam media sosial, situs web, hingga yang belakangan ini mulai populer semenjak mobilitas terbatasi oleh pandemi—ekshibisi virtual—menjadi wadah untuk mempertunjukkan sekaligus membuka ruang interaksi dengan publik.

Berbeda dengan seniman era 90-an, 80-an, dan sebelumnya yang memiliki pakem tersendiri terhadap nilai yang dianut, seniman masa kini dianggap lebih luwes dalam melancarkan kolaborasi dengan pihak lain, seperti misalnya instansi pemerintahan maupun merek-merek lokal dan internasional.

Baca Juga: Gunakan Karya Seniman Perancis Tanpa Izin, Penyanyi Pamungkas Minta Maaf

Fenomena ini menandakan bahwasanya seni semakin diterima di masyarakat. Sebagai seniman kontemporer yang lahir di antara dua generasi tersebut, Eko Nugroho berujar bahwa ini merupakan hal yang positif.

“Ketika art (seni) bersentuhan dengan merchandising (jual-beli), art bersentuhan dengan produk dan industri yang besar, dan itu diamini, dan disenangi, dan dirayakan, something positif menurut saya, dan ini kita harus merasakannya,” ujarnya.

Pada tahun 2013, Eko sendiri berkesempatan untuk berkolaborasi dengan merek internasional Louis Vuitton. Walau mengaku dirinya saat itu bagaikan di ujung pedang karena dibanjiri oleh hujatan, Eko menanggapi situasi tersebut dengan konsistensinya dalam berkarya.

Baca Juga: Tari Rancak Denok, Tari Kreasi Semarang yang Terinspirasi dari Seni Topeng