Find Us On Social Media :
Lump sum strategy vs dollar cost averaging (https://pixabay.com/photos/student-typing-keyboard-text-woman-849822/)

Lump Sum Strategy vs Dollar Cost Averaging, Mana yang Lebih Baik? Ini Penjelasannya!

Gema Buana Dwi Saputra - Selasa, 5 Oktober 2021 | 20:05 WIB

Sonora.ID - Seperti yang sudah diketahui bahwa berinvestasi merupakan kegiatan tinggi risiko dan membuat para investor harus memiliki strategi-strategi investasi yang baik.

Strategi-strategi tersebut terdiri dari lump sum strategy dan dollar cost averaging (DCA). 

Kedua strategi ini dapat diimplementasikan pada segala bentuk instrumen investasi, baik itu saham, obligasi pemerintah, reksa dana, atau pun forex.

Tetapi, investor harus memahami risk profile milik mereka terlebih dahulu sebelum memilih kedua strategi ini.

Baca Juga: Jangan Takut Berinvestasi, Ini Tips Sukses Berinvestasi di Masa Pandemi Covid-19

Mengapa risk profile diperlukan saat memiliki lump sum strategy atau dollar cost averaging?

Berdasarkan penuturan Ryan Filbert yang sudah berkecimpung lama sebagai Inspirator Investasi, kedua strategi ini memiliki risiko-risiko yang harus dihadapi di kemudian hari oleh para investor.

Melalui program Smart Market Insight, Ryan mengatakan bahwa lump sum strategy dengan modal awal yang besar dapat membawa kerugian besar jika investor tidak melakukan strategi tersebut di waktu yang tepat.

Baca Juga: 4 Tips Mudah dalam Berinvestasi ala Inspirator Investasi Ryan Filbert