Find Us On Social Media :
Ike Mauboy (kiri), juru bahasa isyarat bagi Mario Lado, barista tuli, yang meracik kopi di dapur Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT di Kota Kupang, Jumat (21/1/2022). (KOMPAS.ID/FRANSISKUS PATI HERIN)

Kisah Barista Tuli di Kupang, Merajut Harap dengan Usaha Rumah Kopi

Narum Khoriha - Selasa, 8 Februari 2022 | 11:55 WIB

Sonora.ID – Tidak hanya untuk dirinya sendiri, merajut harapan untuk bisa menjadi lebih maju seperti orang yang normal bersama kelompok difabel dilakukan oleh seorang barista tuli, Mario Lado.

Mario, barista pertama di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur bermimpi membangun rumah kopi dan membuka lapangan pekerjaan untuk sesame komunitas tuli lainnya.

Kemampuannya dalam meracik kopi tersebut ternyata membuahkan hasil. Kemampuan serta mimpinya satu-satu mulai terwujud. Salah satunya berkat bantuan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT.

Kemampuan serta mimpi Mario Lado dalam menjadi barista telah diakui setelah lolos seleksi yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

Setelah berakhirnya masa pelatihan, ia kembali ke Kupang dan membangun sebuah rumah Kopi yang diberi nama Café Inklusif.

Café ini akan mulai beroperasi di bulan April mendatang dengan mempekerjaan sesame orang tuli.

Melalui penerjemah ia mengatakan bahwa banyak orang tuli yang tidak percaya diri karena kondisi yang telah dialami, apalagi bila situasi lingkungan yang tidak mendukung.

Ia juga mengatakan bahwa, ia ingin membangun harapan kelompok difabel bisa maju seperti orang normal. Salah satu cara yang ia lakukan dengan membuka lapangan pekerjaan di rumah kopi ini.

Bukan hanya ingin membangkitkan semangat dan membangun kesetaraan, namun bisnis rumah kopi yang bangun tersebut karena adanya peluang di NTT.

Baca Juga: Membangun Optimisme Pelaku Usaha dalam Memandang Situasi Pandemi