Find Us On Social Media :
Public Lecture G20 (kompas.id)

Bank Indonesia Mengadakan Public Lecture, untuk Meningkatkan Pandangan Tentang Presidensi G20 Indonesia

Fara Amelia Syarif - Selasa, 22 Maret 2022 | 18:40 WIB

Sonora.ID - Exit Strategy & Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh, dan Pulih Pascapandemi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah secara resmi memegang Presidensi G20 (Group of Twenty) selama setahun penuh dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".

Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) pada 2022 yang mengusung tema ”Recover Together, Recover Stronger”.

Baca Juga: BI Bahas Agenda Prioritas Presidensi G20, Dorong Perbaikan Ekonomi

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai manfaat dan agenda strategis G20, serta mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan ISEI Jawa Tengah menyelenggarakan Public Lecture G20 dengan tema ”Exit Strategy & Addressing Scarring Effect: Bangkit, Tumbuh, dan Pulih Pascapandemi”.

Kegiatan Public Lecture G20 dilaksanakan secara serentak di 3 (tiga) kota yaitu Semarang, Medan, dan Makasar dan diawali dengan leader’s insight oleh Gubernur Bank Indonesia, Bp. Perry Warjiyo.

Gubernur Bank Indonesia menyampaikan bahwa untuk mencapai tema G20 yaitu recover together and recover stronger, terdapat 6 (enam) agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia.

Agenda prioritas tersebut yaitu perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy) agar tetap kondusif bagi pemulihan ekonomi dunia, perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar (scarring effect) dari pandemi Covid-19, mendorong kerja sama antar negara dalam sistem pembayaran digital, mendorong produktivitas, perluasan ekonomi, dan keuangan inklusif, serta koordinasi internasional dalam agenda perpajakan.

Public lecture kali ini yang merupakan seri pertama rangkaian public lecture G20, akan fokus pada 2 (dua) agenda prioritasi yaitu exit strategy to support recovery dan addressing scarring effect to secure future growth.

Kedua agenda prioritas ini sangat relevan tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi perekonomian global. Hal ini dikarenakan dunia saat ini dihadapkan pada laju pemulihan ekonomi yang berbeda- beda. Negara maju dan sebagian negara berkembang saat ini sudah mulai melakukan normalisasi kebijakan, sementara masih banyak negara berkembang dan berpenghasilan rendah yang berkutat dalam mengatasi pandemi.