Find Us On Social Media :
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra (IST)

Peringati Harkitnas, Museum Kebangkitan Nasional Gelar Kegiatan hingga 18 Juni 2022  

Saortua Marbun - Minggu, 22 Mei 2022 | 23:20 WIB

Sonora.ID – Perawatan dan perlindungan beragam budaya yang dimiliki Indonesia tetap menjadi prioritas. Namun, upaya pemajuan budaya bukan hanya pemeliharaan dan perlindungan tapi juga diharapkan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Direktur Perfilman dan Media Baru, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengatakan saat ini pemerintah memberikan beragam fasilitas seperti skema pendanaan seperti lewat Dana Indonesiana dan skema lainnya.

Hal ini kata Mahendra, menjadi dorongan bagi beragam komunitas dan generasi muda membangun diri dan terus berinovasi serta kreatif.

“Nah, kalau kita merawat saja, di perlindungan saja, kan tidak memberi kesejahteraan. Ini penting, ini utama (perawatan dan perlindungan), bukan tidak penting. Tetapi kan dulu, kayaknya pemerintah untuk masuk di dalam ke usaha untuk pemajuan dan pemanfaatan itu agak jarang. Nah, sekarang itu menjadi utama juga. Disitulah banyak faslilitas, kita di Dana Indonesiana dan sebagainya, itu bagian dari pemberian fasilitas”, ujar Ahmad Mahendra disela-sela penyelenggaran peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2022 di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta.

Baca Juga: Harkitnas 2022 jadi Pesan untuk Semua agar Bangkit dari Pandemi

Ahmad Mahendra menjelaskan tugas paling penting bagi pemerintah saat ini adalah memberikan ruang untuk para pemuda berkarya.

Jika pemuda diberi ruang, maka nilai-nilai lama akan mereka mampu implementasikan dengan bentuk kekinian.

“Tugas kami adalah memberi jembatan. Nilai-nilai yang lama itu diinterpretasikan dengan jembatan kekinian yang bisa diserap anak-anak muda sekarang”, ungkap Mahendra

Lebih lanjut, Ahmad Mahendra memastikan publik juga bisa mengakses pendanaan kegiatan seni budaya melalui Dana Indonesiana.

Kaum muda juga didorong untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi budaya.