Find Us On Social Media :
Taman Safari Indonesia (TSI) (Paramayuda Adhikara/Dokumentasi Pribadi)

Melalui Tangkapan Layar, Kepedulian Akan Lingkungan Hidup dan Satwa Liar Dapat Disuarakan.

Paramayudha Adikara - Senin, 13 Juni 2022 | 12:25 WIB

Sonora.ID - Mengajak masyarakat untuk peka terhadap konservasi alam, serta turut berpartisipasi di dalamnya, Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menyelenggarakan International Animal Photo and Video Competition (IAPVC).

Dalam dunia fotografi, IAPVC tercatat sebagai event fotografi terbesar yang mengusung latar satwa di Indonesia.

Baca Juga: Sempat Absen 2 Tahun, Warga Solo Rayakan Kembali Lebaran Ketupat

Pada IAPVC 2022 yang mengusung tema 'Bring The Wildlife Through Your Lens' ini, terdapat lima kategori lomba, yakni;

Ditemui usai acara pada hari Sabtu (11/6), Deputy Director TSI, Hans Manansang mengungkapkan, IAPVC diselenggarakan selain untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) yang diperingati setiap 5 Juni, juga dilaksanakan untuk mendorong upaya-upaya konservasi alam di Indonesia.

"Rangkaian ini akan berlangsung sejak bulan Juni ini sampai akhir September, sebagai puncak penghargaan. Namun ini juga menjadi rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup," ujar Deputy Director TSI, Hans Manansang di Cisarua, Sabtu (11/6/2022).

Baca Juga: Direvitalisasi, Wisata Taman Satwa Taru Jurug Solo Akan Libur Sementara Mulai 1 Juli

Selain itu, IAPVC juga dilaksanakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, pentingnya konservasi alam, yang dilakukan dengan cara memperlihatkan tangkapan kamera para peserta IAPVC.

Karena menurut Hans, baik foto maupun video dapat menceritakan banyak hal kepada pribadi manusia.

Melalui tangkapan kamera, berbagai penjelasan mengenai konservasi alam dapat tersampaikan dengan baik.

"Saya berharap melalui lomba foto satwa ini akan tercipta karya foto yang bisa bercerita dan memiliki makna tentang kehidupan satwa, sehingga masyarakat bisa ikut andil dalam menjaga, melindungi dan melestarikan satwa yang ada. Khususnya satwa-satwa yang sangat dilindungi serta meminimalisir konflik antara manusia dan satwa," terang Deputy Director TSI, Hans Manansang di Cisarua, Sabtu (11/6/2022).

Lebih lanjut Hans juga menjelaskan, terkait dengan konservasi alam, utamanya terhadap perlindungan satwa liar, TSI juga turut melakukan berbagai langkah, guna menciptakan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan satwa liar.

Hal tersebut diwujudkan dengan rutin melakukan diskusi ataupun seminar secara online, tentang perlindungan satwa liar, mengingat masih dalam situasi pandemi.

Selain itu pihak TSI, juga telah bertransformasi, dari semula menggelar pertunjukan satwa, menjadi kegiatan edukasi dengan memperkenalkan perilaku satwa liar kepada pengunjung.

Baca Juga: Ditutup 6 Bulan, Taman Satwa Taru Jurug Solo Disulap jadi Wisata Modern