Find Us On Social Media :
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pertemuan Bilateral Indonesia - Jerman Bahas Penguatan Kerjasama Ekonomi

Theresia Olivia Itran - Selasa, 28 Juni 2022 | 17:00 WIB

Sonora.ID - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Senin, 27 Juni 2022. 

Presiden Jokowi membahas tentang penguatan kerja sama ekonomi dan terkait Presidensi G20 Indonesia.
 
“Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi,” ujar Presiden.
 
Di sektor energi baru dan terbarukan, Presiden berharap Jerman bisa menjadi mitra dalam mengolah potensi 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
 
Presiden juga mengapresiasi apresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan komitmen pendanaan sebesar EUR 2,5 miliar selama 5 tahun.
 
Terkait sektor industri teknologi tinggi, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai dan mobil listriknya. 
 
Baca Juga: PDIP Tancap Gas Usai Rakernas
 
 
Presiden melihat potensi kerja sama pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok chip global. 
 
“Indonesia juga siap untuk tindak lanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global,” ucap Presiden Jokowi.
 
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Jerman terhadap Presidensi Indonesia di G20. 
 
Di tengah situasi dunia yang sangat kompleks dan sulit Presiden berharap Indonesia dan Jerman tetap ingin menjaga G20 agar tetap dapat menjadi katalis pemulihan ekonomi.
 
Sementara itu, Pada KTT G7, Presiden Jokowi menghadiri 2 sesi pertemuan, yaitu sesi pertama dilakukan dalam bentuk working lunch, di mana statement Presiden Jokowi difokuskan pada isu energi, dan sesi kedua working season di mana Presiden Jokowi memfokuskan statementnya pada isu pangan.
 
Baca Juga: Distribusi Minyak Goreng Pakai Aplikasi atau KTP, Bikin Ribet dan Berpotensi Gaduh
 
Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara G7 untuk berkontribusi memanfaatkan peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia.
 
“Terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai litium,” ucap  Presiden.
 
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang.
 
Menurut Presiden, terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut. Yang pertama adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan.
 
Yang kedua menurut Presiden adalah komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
 
“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti Bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” jelas Presiden.
 
Baca Juga: Presiden Ajak Negara G7 dan G20 Atasi Krisis Pangan dan Kemiskinan Ekstrim