Find Us On Social Media :
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo ditemui wartawan usai memberi arahan jajaran Dinas Ketahanan Pangan Sulsel di Makassar (Dok Smartfm Makassar)

Mentan Minta Perencanaan Pembangunan Pertanian Harus Inovatif dan Adatif

Stefani Windi Ataladjar - Selasa, 5 Juli 2022 | 11:21 WIB

Sonora.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta perencanaan pembangunan pertanian tahun 2023 harus inovatif dan adatif.

Menurutnya, di tengah tantangan pangan dunia saat ini dibutuhkan gebrakan program sebagai langkah antisipasi melalui penyiapan strategi yang tepat sehingga kedepan pangan nasional bisa disiapkan secara mandiri. 

"Jajaran di pertanian adalah pejuang. Melalui kegiatan ini, kita perbaiki konsepsi, program, jelaskan tahapan dalam mencapai program dan pertajam capaiannya. Tolong Pak Irjen, Pak Sekjen, Dirjen semua turun dan pantau," tegas Mentan Syahrul pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) Tahun 2022 di Kanpus Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta.

Syahrul optimis, perencanaan sektor pertanian yang benar dapat membentuk program dan arah pembangunan pertanian yang lebih baik.

Baca Juga: Pengawal Puan Maharani Bersikap Kasar Terhadap Jurnalis Cirebon, Tuai Kecaman

Di samping itu, ke depannya, tantangan produksi pangan yang semakin besar harus menjadi peluang bagi produksi petani karena pangsa pasar yang semakin terbuka.

"Tantangan pertanian tidak seperti kemarin. Segala sesuatu di depan mata jadi berbahaya saat kita anggap semua remeh-remeh saja. Krisis pangan dunia di depan mata. Oleh karena itu, sinergi semua pihak dalam pembangunan pertanian perlu di tingkatkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Syahrul menyebutkan berbagai tantangan pangan yang saat ini sedang mengancam produksi pangan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Di antaranya keterbatasan suplai barang akibat pembatasan sosial Covid-19, perang, dan climate change.

"Saat ini produksi pangan di berbagai negara menurun sehingga terjadi kenaikan harga pangan dunia yang berdampak juga pada harga pangan dalam negeri. Untuk itu, komoditi yang kebutuhannya masih diimpor harus ganti dari substitusi komoditi lain seperti gandum diganti dengan sorgum atau singkong," ujarnya.