Find Us On Social Media :
Kegiatan Temu Responden Bank Indonesia: Jogja Economic Forum (Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY)

Bank Indonesia DIY Perkuat Sinergi UMKM Melalui Jogja Economic Forum 2022

Benni Listiyo - Jumat, 29 Juli 2022 | 07:30 WIB

Sonora.ID - Sebagai salah satu upaya mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, serta dirangkaikan dengan program Grebeg UMKM DIY 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia D.I. Yogyakarta menyelenggarakan Kegiatan Temu Responden Bank Indonesia: Jogja Economic Forum dengan mengusung tema “Mendorong UMKM sebagai Akselerator Pemulihan Ekonomi DIY”.

Jogja Economic Forum tahun 2022 diselenggarakan secara hybrid, dengan kegiatan offline berlangsung di Ballroom Eastparc Hotel Yogyakarta, dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ketua DPD GPEI DIY, APIKRI, serta perwakilan dari pemda, akademisi dan perwakilan industri. Sementara, kegiatan secara online dihadiri oleh Plt. Sesditjen IKMA KEMENPERIN, serta stakeholders terkait.

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah menjadi penopang utama ekonomi DIY. Hasil Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan 98,4% perusahaan di DIY merupakan UMKM. Perusahaan UMKM tersebut mampu menyerap 79,0% tenaga kerja di DIY.

Baca Juga: Wakapolda DIY Membuka Diktuk Bintara Polri Gelombang II Tahun Ajaran 2022  

Kemampuan menyerap tenaga kerja ini terus meningkat dibanding 10 tahun sebelumnya, di mana UMKM pada 2006 hanya mampu menyerap 44,5% dari tenaga kerja DIY.

Hal tersebut senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, yang menyatakan bahwa “UMKM menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja tertinggi, baik di DIY secara khusus, maupun di Indonesia secara umum.” Namun, nilai tambah yang diberikan UMKM terhadap perekonomian secara nasional masih rendah (hollow in the middle). Oleh karena itu, diperlukan penguatan UMKM untuk meningkatkan resiliensi struktur perekonomian.

Dalam rangka meningkatkan akses dan jangkauan UMKM terhadap jasa keuangan, Bank Indonesia memiliki strategi pengembangan UMKM yang terdiri dari peningkatan kapasitas UMKM, peningkatan akses keuangan, meminimalisir kesenjangan informasi, dan peningkatan koordinasi dan kerja sama dengan stakeholders.

Bank Indonesia juga sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline Economic Survei (BLS) untuk mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang selanjutnya ditujukan untuk memberikan informasi mengenai komoditas/produk/jenis usaha (KPJU) yang potensial menjadi unggulan daerah untuk dikembangkan dan difasilitasi terkait promosi perdagangan dalam upaya menembus pasar ekspor.

Berdasarkan sektor atas dasar peranannya dalam mencapai tujuan penetapan KPJU unggulan di kabupaten/Kota, sektor industri pengolahan menjadi sektor yang paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi DIY, penyerapan tenaga kerja, serta berdaya saing.

Baca Juga: BI DIY Resmikan 7 Pasar dan 1 Mall Siap QRIS

Hal ini senada dengan pemaparan yang disampaikan oleh Ketua DPD GPEI DIY, Yuyun Yunastuti, yang menyatakan bahwa, “99,72% ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan ekspor barang-barang hasil industri pengolahan.” Selanjutnya, sektor yang juga unggul sehingga menjadi potensial untuk dikembangkan lebih lanjut adalah sektor pertanian.