Find Us On Social Media :
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan situasi covid-19 di Indonesia saat ini sudah relatif stabil sejak Maret 2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Cakupan Vaksin Booster Baru 26%, Wiku: Kita Perlu Berhati-Hati Memaknai Akhir Pandemi

Stefani Windi Ataladjar - Jumat, 23 September 2022 | 11:15 WIB

Sonora.ID - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan situasi covid-19 di Indonesia saat ini sudah relatif stabil sejak Maret 2022.

“Sempat mengalami kenaikan di bulan Agustus namun angkanya tidak signifikan,” ucap Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya secara virtual, di Jakarta.

Wiku menjelaskan, untuk kasus aktif dan positivity rate juga terus mengalami penurunan dengan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate/BOR nasional yang stabil di angka 5 persen.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covovax untuk Booster

Namun demikian, kata Wiku, kasus kematian masih harus ditekan semaksimal mungkin karena saat ini masih mencatatkan lebih dari 100 kematian dalam satu minggu.

“Angka tersebut masih terbilang cukup banyak karena kematian tidak hanya sekadar  angka namun berarti nyawa,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Wiku, kesiapan Indonesia dalam mengakhiri pandemi covid-19 dan memulai transisi ke endemi perlu didukung kuat dari kesadaran masyarakat, selain kesiapan pemerintah masing-masing daerah.

“Kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya dan orang lain dapat terefleksi dari cakupan vaksinasi covid-19 khususnya dosis ketiga,” tutur Wiku.

Namun, Wiku menyayangkan meskipun sudah diberlakukan penegakan aturan wajib booster atau vaksin dosis ketiga untuk berpergian dan memasuki tempat umum, nyatanya kenaikan angka cakupan vaksin booster belum signifikan.

“Sejak diberlakukan program booster pada awal tahun menuju akhir tahun ini cakupannya baru sebesar 26 persen saja,”ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, pengaturan wajib booster  yang dikeluarkan pemerintah pada 26 Agustus lalu juga belum mampu menaikan cakupan vaksin booster secara signifikan, hal itu ditandai dari kenaikan cakupan yang kurang dari 1 persen.

“Kesimpulannya kita perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi, kita perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek kesiapan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya untuk bersama-sama bertanggung jawab bahwa mencegah terjadinya kenaikan kasus dikemudian hari,” tambahnya.

Baca Juga: Simak! Ini Peraturan Baru Perjalanan dalam Menggunakan Kereta Api