Find Us On Social Media :
Ilustrasi khutbah jumat tentang siapa diri kita (unsplash.com)

3 Contoh Khutbah Jumat Tentang Siapa Diri Kita, Punya Makna Baik untuk Refleksi Diri

Gema Buana Dwi Saputra - Selasa, 6 Desember 2022 | 15:15 WIB

Sonora.ID - Khutbah Jumat merupakan salah satu bagian wajib dari Shalat Jumat yang harus didengarkan oleh para umat Muslim laki-laki.

Pada momen ini, Imam dapat menyampaikan beberapa ceramah singkat untuk disampaikan kepada para jamaah dengan berbagai topik, seperti tentang siapa diri kita.

Khutbah dengan topik tersebut dapat membantu para jamaah untuk melakukan refleksi diri dengan makna yang didapatkan dari perkataan sang imam.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 3 contoh khutbah Jumat tentang siapa diri kita yang punya makna baik untuk refleksi diri berdasarkan beberapa sumber:

1. Contoh I

Baca Juga: 4 Teks Khutbah Jumat yang Membuat Jamaahnya Menangis, Penuh Makna untuk Muhasabah Diri

"اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لا نبي بعده. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ"

Maasyiral muslimin jama’ah  Jumat rahimakumullah,

Melalui khutbah ini mari kita meningkatkan komitmen kita, kesungguhan kita dalam melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Kita perbaiki, kita sempurnakan seluruh amal ibadah yang kita lakukan secara terus menerus. 

Kita lakukan segala hal yang perintahkan oleh Allah baik kalwajibat, maupun perintah yang almandubat hal yang diharuskan maupun hal yang dianjurkan, kita tinggalkan segala hal yang dilarang baik almuharromat maupun almakhruhat, hal-hal yang memang kita harus jauhi kita tinggalkan maupun hal-hal yang dimakhruhkan yang sebaiknya kita tinggalkan. 

Kesadaran ini sangat penting sekali untuk kita terus bangun, terus pupuk dalam perjalanan hidup kita ini agar supaya kita tidak betul-betul bisa mengakhiri kehidupan di dunia ini, ketika kita harus kembali kepada Allah dalam keadaan yang khusnul khatimah.

Maasyiral muslimin rahimakumullah Allah subhanahu wata’ala,

menciptakan manusia ini sesungguhnya ada dua tugas dan fungsi yang ini tidak bisa dipisahkan. Yang pertama posisi manusia ini sebagai abdullah. Abdullah ini hamba Allah. 

Karena hamba maka tentu kita harus punya inqiyatul khudu’ ada kepatuhan, ada ketundukan yang penuh terhadap Allah yang menciptakan kita dan seluruh alam semesta ini. 

Manusia ini bukan hamba yang lain, hamba Allah, abdullah. Bukan Abdul Mal, bukan hartanya, bukan hamba harta. Bukan hamba kekuasaan, bukan hamba kedudukan, bukan hamba politik, bukan hamba ilmu, bukan hamba apa saja selain Allah.

Kita ini abdullah , jangan keluar dari fungsi kita itu. Lalu kemudian, kita mempunyai posisi, kita mempunyai kedudukan, mempunyai jabatan, atau mempunyai apapun. Dalam kehidupan ini semua dalam rangka untuk mewujudkan apa yang menjadi tugas dan fungsi kita sebagai abdullah itu.

Yang kedua, manusia sebagai khalifatullah fil-ardh. Sebagai khalifahnya Allah, sebagai mandataris. 

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah Ayat 30:

 "وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ"

Artinya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al Baqarah Ayat 30).