Find Us On Social Media :
Menteri Sosial Tri Rismaharini usai melakukan kunjungan kerja ke Sentra Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/02/2023). (Sonora/Saortua Marbun)

Mensos Risma: Sentra Wyata Guna Harus Dimanfaatkan Semua Penyandang Disabilitas

- Selasa, 21 Februari 2023 | 17:25 WIB
 
Bandung, Sonora.ID - Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan Sentra Wyata Guna di Kota Bandung Jawa Barat harus dimanfaatkan seluruh penyandang disabilitas.
 
Bukan hanya diperuntukkan bagi kelompok tunanetra tapi juga kelompok disabilitas lainnya seperti untuk perawatan Orang dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ.
 
Hal ini disampaikan Menteri Sosial Tri Rismaharini usai melakukan kunjungan kerja ke Sentra Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/02/2023).
 
Kunjungan Mensos dilakukan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.
 
Bantuan yang diberikan diantaranya berupa dana untuk penunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan bagi balita yang mengalami sakit.
 
Baca Juga: Komisi Informasi DKI Jakarta Visitasi Tata Kelola Informasi Publik Biro Dikmental DKI Jakarta
 
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan yang dihimpun melalui Kitabisa.com kepada 6 penerima bantuan yang saat ini sedang menderita berbagai penyakit berat ataupun langka. 
 
Total bantuan dari Kitabisa.com yang diserahkan berjumlah Rp374.269.930.
 
Tidak hanya menyerahkan bantuan dari Kitabisa.com, Kemensos juga memberikan bantuan ATENSI berupa bantuan nutrisi, bantuan main anak rekreatif dan edukatif.
 
Tidak hanya hadir untuk menyerahkan bantuan, Mensos Risma juga hadir untuk meninjau Sentra Kreasi Atensi (SKA) yang berada di Sentra Wyata Guna Bandung. 
 
Mensos Risma menegaskan bahwa keberadaan SKA merupakan sebuah terobosan, agar para penyandang disabilitas dapat berdaya dan mandiri melalui wirausaha.
 
Setelah meninjau SKA, Mensos Risma juga mengunjungi SLB A Padjadjaran dan akan melakukan renovasi untuk meningkatkan kualitas fasilitas kelas bagi para siswa di sekolah tersebut.
 
Mensos Risma kemudian menjelaskan Sentra Wyata Guna memang digunakan untuk pendidikan.
 
Namun, pada perkembangannya anak-anak disabilitas yang sekolah di lokasi ini membutuhkan pekerjaan.
 
Hal ini yang kemudian mendorong, Kemensos membangun Café More untuk anak-anak difabel, termasuk tunanetra yang dilatih menjadi Barista. Selain itu, ada juga difabel fisik lain bahkan ODGJ.
 
Baca Juga: Belajar dari Presiden Jokowi, Sekjen PDIP Sebut 7 Modal Capres 2024
 
“Sekarang kalo di Bandung, kami punya balai disini. Dulunya hanya menampung tunanetra, sementara disabilitas itu lengkap (bukan hanya netra), ada ODGJ, ada disabilitas fisik, slow learner, down syndrome dan tunawicara. Jadi bukan hanya tuna netra. Kalau di Bandung dan sekitarnya tidak ada, terus mereka kemana?" ujar Risma kepada wartawan di Sentra Wyata Guna.
 
Ditambahkan Risma, untuk Orang dengan Gangguan Jiwa, perlakuan yang sering dialami adalah pemasungan.
 
Di Wyata Guna kata Risma, perlakuan yang diberikan berbeda dimana ODGJ mendapat pengobatan rutin sehingga bisa berangsur sembuh.
 
“Kita tidak tinggalkan yang tuna netra, tetap ada perlakuan bahkan tadi saya perintahkan ada tunanetra dari Tulungagung yang dahulu alumni Wyata Guna yang ingin belajar teknik pijat Shiatsu. Saya ngomong oke! Ambil itu, kirim ke sini untuk belajar Shiatsu,” tegas Risma
 
Ia menambahkan fungsi Wyata Guna Bandung juga diperuntukkan bagi ODGJ yang perlu perawatan dan berada disekitaran Bandung, Jawa Barat.
 
Keberadaan balai yang terletak di Jalan Pajajaran, Kota Bandung ini menjadi penting ketimbang membawa ODGJ asal Bandung ke balai khusus ODGJ di Pati Jawa Tengah.
 
“Lah iya kan nggak mungkin kan ODGJ di Bandung disini dibawa ke Pati. Bagaimana dia komunikasi dengan keluarganya, meskipun itu ODGJ, slow learner,” ungkap Mensos.
 
Baca Juga: Menteri PPPA: Memberdayakan Perempuan Penyintas, Membuka Peluang Perempuan Mandiri Secara Finansial
 
Mensos Risma kemudian menyampaikan, rencana pemberian hibah lahan untuk perluasan sekolah bagi tunanetra tidak dapat dilakukan.
 
Sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya. 
 
"Ini susah karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki. Ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas," pungkas Risma kepada beberapa guru dan penyandang disabilitas. 
 
Penulis: Saortua Marbun
 
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News