Find Us On Social Media :
Sosialisasi Pelaksanaan Sekolah Lansia (Smart Banjarmasin/Fakhrurazi)

Lewat Sekolah Lansia, Kalsel Bersiap Masuki Era Pasca Bonus Demografi

Fakhrurazi - Rabu, 7 Juni 2023 | 08:35 WIB

Banjarmasin, Sonora.ID – Fase bonus demografi di Kalimantan Selatan (Kalsel) diperkirakan mencapai puncaknya di sekitar tahun 2030.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut Usia (Lansia).

Namun, pasca fase tersebut, Kalsel akan dihadapkan dengan persoalan baru, yakni bertambahnya jumlah penduduk berusia lanjut.

Itu artinya, akan ada penambahan besar-besaran jumlah Lansia yang mengalami penurunan produktifitas.

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini saja, jumlah Lansia di Kalsel mencapai 9 persen dari total 3,4 juta jiwa penduduk.

Baca Juga: Cegah Abrasi, Gubernur Kalsel Pimpin Penanaman 7.000 Bibit Mangrove di Pesisir Tanah Laut

Di sela-sela acara Sosialisasi Pelaksanaan Sekolah Lansia dan Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) Lansia di salah satu hotel berbintang di Banjarmasin, pada Selasa (06/06) Ketua Unit Kerja Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Kalsel, Muhammad Ardani mengatakan, mau tidak mau Kalsel harus bersiap menghadapi lonjakan jumlah penduduk yang sudah tidak produktif lagi.

Melalui program Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), pihaknya telah melakukan pendampingan Lansia dan keluarga yang memiliki Lansia, melalui berbagai pelatihan yang diberikan.

Pihaknya juga terus berupaya menjadikan Lansia itu selalu sehat, agar bisa mengatur kehidupannya sehari-hari tanpa tergantung dengan orang lain.

“Kalau sehat kan bisa mengatur kehidupannya sendiri,” ucap Dani.

Persiapan lebih mendalam, lanjut Dani, adalah dengan mengikutsertakan Lansia dalam program Sekolah Lansia yang kini sudah ada di Kalsel, tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Dijelaskannya, pembentukan sekolah Lansia itu bertujuan untuk mempersiapkan Lansia sebagai pribadi yang Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat (SMART).

Dengan kata lain, jangan sampai ada Lansia yang ditempatkan di panti jumpo, di kala masih ada keluarganya yang berkewajiban melakukan pembinaan.

“Tujuan akhirnya agar para lansia itu hidupnya mandiri tanpa membebani keluarga,” pungkasnya..