Find Us On Social Media :
Gubernur Apresiasi Langkah Field Indonesia Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan. GUBERNUR APRESIASI LANGKAH YAYASAN FIELD INDONESIA TERAPKAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN (Adpim)

Gubernur Kalbar Apresiasi Langkah Yayasan Field Indonesia

William - Selasa, 13 Juni 2023 | 11:45 WIB

Pontianak, Sonora.ID - Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., menerima kunjungan dari Yayasan Farmer Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD) atau Inisiatif Petani untuk Ekologi Perikehidupan dan Demokrasi Indonesia di ruang kerjanya pada hari senin (12/6/2023). Ini merupakan kunjungan kedua mereka yang diterima langsung pimpinan setingkat provinsi, dimana sebelumnya sudah melakukan kunjungan bersama Gubernur Sumatera Barat di Padang.

Adapun tujuan kunjungan ini adalah dalam rangka melaporkan kegiatan yang diusung Yayasan FIELD Indonesia, yakni untuk mensosialisasikan program menanam tanpa membakar atau sering dikenal dengan pertanian ramah lingkungan. Mereka menilai, Provinsi Kalimantan Barat sangat beresiko untuk selalu terjadi kebakaran hutan dan lahan Karhutla), hal ini dikarenakan potensi gambut yang sangat besar yang dimiliki oleh Provinsi paling Barat pulau Kalimantan ini.

Tak dipungkiri, pembakaran lahan untuk bercocok tanam yang sudah menjadi tradisi masyarakat pada beberapa wilayah di Indonesia yang menimbulkan berbagai dampak baik dari segi ekosistem dan ketahanan lingkungan, hingga kesehatan. Tak hanya itu, dari aspek perekonomian juga berpengaruh yakni misalnya dari aspek transportasi udara, dimana dapat sangat mengganggu jarak pandang penerbangan pesawat terbang.

 Baca Juga: Gubernur Kalbar Ingatkan ASN Agar Selalu Bekerja dengan Data Valid

"Kami mengapresiasi langkah Yayasan FIELD Indonesia ini. Di Kalimantan Barat memang ini menjadi salah satu ancaman yang kerap kali kita hadapi. Kalbar ini bahan lahan gambutnya banyak. Saya selalu memonitor terkait pembakaran lahan ini. Saya juga telah mengambil langkah untuk mencabut izin usaha apabila perusahaan tersebut membuka lahan dengan cara dibakar. Ini merusak kelangsungan ekosistem kita", ungkap Sutarmidji.

Dirinya menambahkan, ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan kepada masyarakat, agar tetap dapat bercocok tanam tanpa harus membakar. Dirinya mengambil contoh di wilayah Pontianak Utara, dimana disana merupakan sentra penghasil lidah buaya tersebar di Kalbar bahkan indonesia.

"Kita lihat di Pontianak Utara, disana bisa kita jadikan contoh, bertani tanpa membakar dan hasilnya cukup menjanjikan yakni dengan bercocok tanam lidah buaya. Kemudian, kalbar ini juga punya potensi dalam pemanfaatan lahan gambut. Misalnya dengan menanam keladi bentoel ataupun sawi. Memang sederhana, tapi kebutuhan pasarnya tinggi. Masyarakat harus jeli, kita juga harus memberikan pemahaman dan perhitungan yang matang. Jangan sampai langkah yang kita ambil selaku pemangku kebijakan malah menurunkan produktivitas dari pertanian yang mereka kelola", ujarnya.

Ia berharap langkah positif ini dapat menjadi motivasi kepada semua lapisan, untuk bersama dan ikut mendukung program pertanian ramah lingkungan sebagaimana yang digaungkan oleh Yayasan FIELD Indonesia ini.

"Mari bersama, kita jaga alam kita. Semoga program ini bisa sukses kedepannya dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita", pungkasnya.

Di tempat yang sama, Ida, dari ACCOR Foundation, Hongkong merasa sangat senang karena bisa berbincang langsung dengan orang nomor satu di Kalbar ini.