Find Us On Social Media :
Ilustrasi sapi kurban. (Smart Banjarmasin/Razie)

Sapi kena LSD Masih Bisa Jadi Hewan Kurban, Ini Fatwa dari MUI

Jati Sasongko - Minggu, 18 Juni 2023 | 17:10 WIB

Palembang, Sonora.ID – Menjelang Hari Raya Kurban, virus LSD menyerang ternak sapi di Bogor. Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, menjelaskan bahwa virus LSD merupakan cacar pada sapi yang disebabkan virus.

Cirinya bentol-bentol pada kulit, bila dibiarkan akan pecah dan bisa merusak daging. Sapi yang terserang virus LSD biasanya tidak mau makan.

“Penularannya cepat, tapi ada sapi-sapi tertentu yang punya daya tahan tubuh baik dan tidak terinfeksi,” ujarnya.

Sumsel, Kota Palembang khususnya, pernah terjangkit virus LSD namun masanya sudah lewat, kini menjangkiti pulau Jawa dan sekitarnya.

“Kita tahun 2022, awal kejadian di Riau, kita kena setelah dari Riau. Kejadiannya sekitar bulan maret, kita sudah lewat, sudah ditangani dinas peternakan,” tukasnya.

Baca Juga: Kapolda Sumsel Resmikan Rumah Kebangsaan Ampera

MUI menerbitkan fatwa nomor 34 tahun 2023 terkait pengamanan kurban disaat ada penyakit LSD pada sapi dan PPR pada domba.

MUI menyatakan bahwa hewan yang kena LSD ringan atau bentol sedikit masih sah jadi hewan kurban, juga domba yang kena PPR masih sah jadi hewan kurban. Kita perlu menjaga agar jangan sampai penyakit ini menyebar ke daerah-daerah lain.

“PB PDHI sudah melayangkan surat edaran kesemua cabang untuk menyampaikan agar anggota nya terlibat dalam pemeriksaan hewan kurban disekitar tempat tinggalnya. Di sumsel sudah dibentuk tim, lebih lengkapnya dengan kepala dinas ketahanan pangan dan peternakan sumsel,” pungkasnya.

Cacar sapi, sama dengan cacar manusia hanya spesiesnya yang berbeda. Penyebabnya virus, umumnya menyerang sapi dan kerbau, jarang menyerang kambing dan domba.

Gejalanya lesi pada kulit sapi, menyebabkan kulit rusak seperti cacar manusia, pecah ada yang bernanah, berlubang, radang cukup serius pada sapi.

Penularannya bisa terjadi kontak langsung antara sapi dengan sapi, bisa lewat darah. Air liur dan tai mata sapi bisa menularkan cacar sapi yang terinfeksi. Penularan tidak langsung lewat peralatan yang terpapar. Bisa karena pemilik berinteraksi dengan sapi kemudian berinteraksi dengan sapi lain. Bisa lewat alat suntik yang tidak di sterilisasi.

Kasus awal di Riau kemudian menular ke daerah-daerah lain hingga masuk ke sumsel.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News