Find Us On Social Media :
Kerjasama Dengan Pemda DIY, Bio Farma Luncurkan CerviScan (Bio Farma)

Kerjasama Dengan Pemda DIY, Bio Farma Luncurkan CerviScan

Indra Gunawan - Jumat, 8 September 2023 | 14:30 WIB

Yogyakarta, Sonora.ID - Diketahui kasus kanker serviks atau kanker leher rahim di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk tinggi secara nasional. Untuk itu Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menggandeng Bio Farma menghadirkan program deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan urine dengan metode PCR HPV-DNA, Kamis (7/9/2023).

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, deteksi dini ini sangat penting bagi kaum perempuan di DIY, mengingat kasus kanker serviks atau kanker leher rahim di provinsi ini termasuk tinggi secara nasional.

"Kanker serviks ini adalah kasus yang paling banyak setelah kanker payudara di Indonesia, di DIY juga demikian. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah bagaimana supaya kita lebih cepat mendeteksi," ujar Pembajun di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) DIY.

Baca Juga: Gandeng Takeda, Bio Farma Siap Lawan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia

Masih tingginya kasus kanker serviks di DIY, lanjut Pembajun, antara lain disebabkan rendahnya kesadaran kaum perempuan melakukan pemeriksaan dini.

Keengganan dan kekurangpahaman mereka dalam melakukan pemeriksaan, umumnya karena merasa malu atau takut dengan metode yang selama ini digunakan seperti papsmear dan IVA.

Padahal, kata Pembajun, tanpa deteksi dini gejala kanker serviks kecil kemungkinan tidak terlihat kecuali kondisi penderitanya sudah dalam stadium lanjut.

Karena itu, Pembajun berharap, dengan alat deteksi dini terhadap Human Papillomavirus (HPV) penyebab kanker serviks yang dihadirkan PT Bio Farma, tidak ada lagi kendala melakukan deteksi dini karena lebih praktis dan nyaman.

Dengan diagnostik kit berbasis PCR bernama CerviScan, HPV dapat dideteksi melalui urine.

"Saat ini DIY sedang berupaya bagaimana deteksi dini atau skrining kanker leher rahim ini berjalan secara optimal. Cakupan kami sampai saat ini masih bisa dibilang kurang dari angka nasional. Kalau angka nasional saja baru 3 persen dari perempuan usia subur," kata Pembajun.