Find Us On Social Media :
FGD IMA bersama Harian Kompas bertajuk “Kesiapan Industri Pendukung Dalam Menyerap Produk Hilirisasi”, Selasa (3/09/2023). ()

Pendanaan dan Teknologi Jadi Tantangan Kegiatan Hilirisasi

Stefani Windi Ataladjar - Rabu, 4 Oktober 2023 | 11:10 WIB

Sonora.ID - Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan industri hilir di Indonesia. Hilirisasi industri tambang menjadi strategi besar baru, sekaligus pendalaman struktur industri yang membuka peluang Indonesia berpartisipasi dalam rantai pasok global, untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Meskipun, untuk merealisasikan proyek tersebut terdapat beberapa kendala.
 
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Irwandy Arif mengatakan bahwa terdapat tantangan implementasi hilirisasi batu bara di dalam negeri. Pertama ialah persoalan terkait dengan peran dari teknologi.
 
"Masih banyak tantangan yang harus kita hadapi. Dari aspek hilirisasi kita belum punya teknologi untuk smelter dan lain-lain. Kita membayar sangat mahal untuk itu. Itu adalah salah satu yang menyebabkan kita pendapatannya masih belum optimal,” tutur Irwandy Arif dalam FGD IMA bersama Harian Kompas bertajuk “Kesiapan Industri Pendukung Dalam Menyerap Produk Hilirisasi”, Selasa (3/09/2023).
 
Irwandy mengatakan, penguasaan teknologi di dalam negeri harus terus diupayakan. Ia menyebut, sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh BRIN, beberapa Universitas namun skalanya masih pilot project.
 
Baca Juga: Dua Sample Diaudit, BPKP Temukan Indikasi Fraud Dana Pensiun BUMN
 
Kemudian, lanjut Irwandy, kendala kedua yakni Indonesia tidak memiliki industri manufaktur. “nah ini yang menyebabkan pendapatan kita belum optimal. jadi ini harus kita kembangkan dan tentunya harus juga ada kebijakan bersama antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian EDSM,” katanya.
 
Irwandy menuturkan, antar Kementerian ESDM dan smelter-smelter independen harus sejalan, supaya industri hilir bisa berjalan dengan baik. “Selain itu pengawasan juga harus dilakukan bersama-sama,” tambahnya.
 
Adapun menurut Wakil Ketua Indonesian Mining Association (IMA) Ezra Sibarani, tantangan utama kegiatan hilirisasi pertambangan khususnya pembangunan smelter adalah pendanaan. 
 
Ia mengatakan, pembangunan smelter membutuhkan biasa sekitar 1-2 miliar USD sehingga proses pencarian pendanaan untuk jumlah tersebut, baik dalam bentuk pinjaman, investasi dari pihak lain, IPO dan lain-lain, bukanlah hal yang mudah.
 
Baca Juga: Presiden Jokowi Dorong Ekosistem Kerja ASN Pacu Individu Berprestasi dan Inovatif