Find Us On Social Media :
(Dari Ki-Ka) Kepala Balai Karantina Pertanian Makassar mendampingi Pj Gubernur Sulsel melihat produk siap ekspor di Terminal Peti Kemas Makassar (Dok Humas Pemprov Sulsel)

Karantina Pertanian Terbitkan Sertifikasi 17 Komoditi Ekspor Sulsel

Dian Mega Safitri - Rabu, 18 Oktober 2023 | 21:16 WIB

Makassar, Sonora.ID - Balai Karantina Pertanian Makassar menerbitkan sertifikat untuk 17 komoditi pertanian yang mencapai 1.638 Ton.

Komoditi tersebut diekspor ke Cina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel melalui Terminal Peti Kemas Makassar, Selasa kemarin.

Adapun komoditi yang dimaksud antara lain kopi biji, kakao cair, dan Rumput laut, serta produk baru Sulawesi Selatan yaitu Sapu Lidi dengan total Rp57 milyar.

Kepala Karantina Makassar, Lutfie Natsir, mengatakan bahwa pelepasan ekspor bersama Pemprov Sulsel ini merupakan bentuk sinergi antar instansi. Ia menyebut, dalam hitungan satu bulan Karantina Makassar sudah mengekspor 30.973 Ton dengan total nilai Rp458 miliar.

"Komoditas pertanian yang telah disertifikasi oleh Karantina Makassar akan berangkat menuju beberapa negara tujuan swlain China antara lain Jepang, Thailand, Korea Selatan, Togo, Jerman, Itali, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Belanda, New Zealand, Turki dan Hongkong," jelas Lutfie.

Baca Juga: Sempat Protes, Apdesi Kini Kompak Bersinergi dengan Pemprov Sulsel

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel,  Ahmadi Akil, melaporkan, pelepasan ekspor kali ini diikuti 81 eksportir, 37 komoditas dan 29 negara tujuan ekspor.

Volume ekspor mencapai 58,25 ton, senilai Rp1,64 triliun. Adapun komoditas yang diekspor antara lain nikel, Biji Kopi, Carragenan, Udang Segar, Ikan Tuna, Rumput Laut, Cengkeh, Biji Kakao, Kakao Liquor, Cumi-cumi, daging Kepiting.

Kemudian Mete Kupas, Porang Chips, Minyak Nilam, Rumput Siong, Marmer, Telur Ikan Terbang, Getah Pinus, Dedak Gandum, Ikan Olahan, Kayu Olahan, Kemukus (rempah-rempah), Mie Instan, Gambir, Damar, Loubster, Buah Kelapa, Cabe Merah, dan lain-lainnya.

"Harapan kami, ekspor itu tidak lagi melalui Surabaya, dan semua bisa langsung ke negara tujuan," imbuh Ahmadi.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News