Find Us On Social Media :
()

Pilihan Boleh Beda, Tapi Tetap Tidak untuk Narkoba

Jati Sasongko - Rabu, 1 November 2023 | 08:25 WIB

Palembang, Sonora.ID – Dalam Live Talkshow (31/10/2023) dengan tema Pilihan Boleh Beda, Tapi Tetap Tidak Untuk Narkoba, Ika Wahyu Hindaryati, SKM. M.Si ( Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sumsel ) menjelaskan bahwa narkoba adalah sesuatu, bisa berupa barang atau zat yang bila dikonsumsi akan merusak semua system tubuh, baik itu fisik atau penampilan, prilaku, emosi, semua akan dipengaruhi oleh narkoba. Narkoba bermacam-macam dan bisa menjadi kecanduan.

Awalanya ikut-ikutan teman dan secara tidak langsung bisa terjerumus. Narkoba beruap zat yang bisa menimbulkan kecanduan.

“Meskipun ada manfaatnya untuk bidang medis atau ilmu pengetahuan namun narkoba sangat cepat menimbulkan kecanduan belum lagi perubahan-perubahan prilakuyang ditimbulkan oleh pengguna baik itu keharmonisan dalam rumah tangga, barang-barang lenyap, pertengkaran dan hal-hal yang mengarah ke kriminalitas,” ujarnya.

Sesorang yang sudah kecanduan narkoba akan susah dan membutuhkan proses yang lama dan biaya yang tidak sedikit.

Masalah narkoba adalah tanggung jawab semua pihak bukan hanya BNN saja. ini membutuhkan keterlibatan pemerintah daerah, kepolisian, TNI dan semua pihak untuk bergandengan tangan mencegah perederan narkoba.

Baca Juga: BNNP Kalbar Akan Bentuk Satgas Interdiksi dalam Menekan Peredaran Narkoba

Ia menyebutkan ada empat strategi BNN dalam mencegah peredaran narkoba, yang pertama adalah soft power approachment yaitu pendekatan dengan pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.

Kedua adalah hard power approachment yaitu menindak secara tegas, menghukum para pelaku jaringan dengan hukuman seberat-beratnya. Ketiga smart power approachment yaitu pendekatan dengan teknologi.

Keempat adalah cooperation atau kerjasama dengan kementrian lembaga lainnya. Ada empat sasaran pencegahan BNN yaitu lingkungan pendidikan, instansi pemerintah, instansi swasta dan masyarakat.

“Apabila masyarakat melihat atau mempunyai keluarga yang jadi pecandu narkoba lebih baik melaporkan secara sukarela daripada ditindak aparat kepolisian. Kami punya klinik, dokter, psikolog yang siap membantu. Kami juga ada call center 184 yang akan menindak lanjuti laporan, tenang saja saksi dan pelapor akan dilindungi,” ujarnya.

Dalam tahun politik ini, pesta demokrasi bisa disusupi oleh orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari perdagangan narkoba.