Find Us On Social Media :
Contoh artikel ilmiah populer tentang bullying atau perundungan yang singkat, pendek, menarik, dan sesuai struktur. (Freepik)

3 Artikel Ilmiah Populer tentang Bullying: Singkat dan Sesuai Strukturnya

Arista Estiningtyas - Kamis, 2 November 2023 | 14:59 WIB

Sonora.ID - Artikel ilmiah populer adalah karya tulis yang mengandung ilmu pengetahuan dan ditulis dengan bahasa Indonesia yang ringan serta mudah dipahami. 

Artikel ilmiah populer ini pada umumnya diterbitkan di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. 

Lantaran mengandung informasi yang bersifat ilmiah dan mengandung ilmu pengetahuan yang bisa dibuktikan kebenarannya, maka artikel ilmiah populer ini bersifat objektif.

Struktur artikel ilmiah populer biasanya terdiri atas empat bagian, yakni:

Untuk memahaminya dengan lebih baik berikut ini kami sajikan kumpulan contoh artikel ilmiah populer tentang bullying atau perundungan, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Apa Saja Perbedaan Artikel Ilmiah dan Artikel Ilmiah Populer Itu?

Artikel Ilmiah Populer tentang Bullying: Singkat dan Sesuai Strukturnya

Contoh 1

Bullying dan Bunuh Diri di Masa Remaja

(Anisa Uswatun Khasanah)

Bullying merupakan kata dari bahasa inggris yang memiliki arti dalam bahasa indonesia yakni, penindasan/risak. 

Secara umum, Bullying merupakan suatu tindak kekerasan atau penindasan kepada seseorang secara disengaja oleh individu maupun kelompok dengan tujuan untuk membuat korban tersakiti dan takut serta dilakukan secara terus menerus. 

Terdapat beberapa wujud bullying yaitu ancaman, kekerasan fisik, penolakan, julukan, menggoda, menyebarkan rumor, dan pengambilan barang-barang pribadi (Weir, 2001).

Bunuh diri atau dalam Bahasa Inggris suicide berasal dari istilah Latin sui (diri sendiri) dan caedere (membunuh). 

Bunuh diri adalah tindakan memusnahkan diri secara sadar, yang dipahami sebagai multidimensi perasaan tidak nyaman sehingga individu yang mengalaminya beranggapan bahwa bunuh diri adalah jalan keluar terbaik (Shneidman, 1985, hal. 203). 

Sulit untuk mencegah bunuh diri karena aksi nekat tersebut tidak memiliki penyebab yang reliabel. 

Kita tidak boleh serta-merta memprediksi 'seseorang akan bunuh diri' melainkan berkata 'seseorang berisiko melakukan bunuh diri'. Salah satu hal yang meningkatkan risiko bunuh diri adalah bullying.

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mulai merasakan ketertarikan kepada lawan jenis, solidaritas dalam persahabatan, keinginan untuk mencoba dan tertantang untuk melakukan sesuatu yang baru, serta keinginan untuk menjelajahi dunia baru dalam hidup untuk menemukan jati diri. 

Remaja cenderung memiliki karakter yang labil serta sensitif yang dapat mendorong remaja tersebut berbuat sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu terkait risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari. 

Perilaku tersebut terkadang dapat membuat terbentuknya kelompok yang superior (kelompok atas) dan inferior (kelompok bawah).