Find Us On Social Media :
Ilustrasi Cerpen Hari Guru yang Singkat Namun Menarik dan Inspiratif (Pixabay/Sasin Tipchai)

10 Cerpen Hari Guru yang Singkat Namun Menarik dan Inspiratif!

Debbyani Nurinda - Rabu, 22 November 2023 | 11:01 WIB

Sonora.ID – Berikut contoh cerpen Hari Guru yang singkat namun menarik dan inspiratif.

Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November, adapun, peringatan Hari Guru Nasional 2023 mengusung tema Bergerak Bersama Merdeka Belajar.

Tujuan diperingati Hari Guru Nasional sendiri adalah sebagai wujud penghargaan kepada para guru atas dedikasi mereka dalam mendidik dan membentuk karakter baik generasi muda.

Maka dari itu, dalam rangka memperingati Hari Guru, tak jarang siswa akan membuat berbagai karya dalam berbagai bentuk, seperti puisi, pantun, gambar, dan cerita untuk guru tercinta.

Nah, jika kamu ingin mencoba membuat cerpen Hari Guru, berikut beberapa referensi contoh cerpen Hari Guru yang singkat namun menarik dan inspiratif.


Baca Juga: 4 Contoh Teks Doa Hari Guru Nasional 2023, untuk Dibaca saat Upacara Bendera

Contoh Cerpen Hari Guru 1

SMA Cendekia merupakan sekolah yang kental dengan semangat keberagaman. Suasana kelas 11A pun tak kalah berwarna, berkat sentuhan magis seorang guru Bahasa Indonesia, Bu Rani.

Hari Guru Nasional menjadi momen spesial di kelas ini. Bu Rani, seorang guru yang penuh semangat dan cinta akan keberagaman, memiliki cara unik untuk mengajarkan pelajaran tentang toleransi dan keberagaman kepada siswanya.

Sebagai rangkaian perayaan Hari Guru, Bu Rani memutuskan untuk membuat kegiatan khusus. Setiap siswa diminta untuk membawa makanan khas daerah asalnya, untuk kemudian dibagi-bagikan dan dinikmati bersama.

Pagi itu, aroma berbagai masakan khas Indonesia mengisi ruang kelas. Dari rendang Padang hingga soto Betawi, semua ada di meja makan yang telah disiapkan di depan kelas. Siswa-siswa dengan bersemangat menceritakan asal-usul makanan yang mereka bawa.

Inilah momen kebersamaan yang membawa mereka lebih dekat. Bu Rani, dengan senyum yang tak pernah pudar, memberikan pengantar singkat tentang keberagaman. "Setiap makanan punya cerita dan sejarahnya sendiri.

Seperti halnya kita, meski berbeda latar belakang, kita bisa bersatu dalam keberagaman ini," ucapnya sambil menatap antusiasme siswa.

Selama proses makan bersama, Bu Rani pun tak ketinggalan memasukkan pelajaran keberagaman dalam setiap kata-katanya.

"Ketika kita menghargai makanan dari berbagai daerah, kita juga belajar menghargai perbedaan dan keunikannya. Begitu juga dalam kehidupan, kita harus saling menghormati, karena setiap orang punya cerita dan nilai yang berbeda."

Contoh Cerpen Hari Guru 2

Namanya Bu Aisyah. Ia merupakan guru yang mengajar di sebuah TK di kampung kami. Ia sudah mengabdikan dirinya secara tulus selama 12 tahun di TK tersebut. Karena susahnya mencari guru tidak ada yang mau menggantikan beliau meski ia sudah tua.

Ya usianya kini sudah hampir mau 40 tahun namun ia masih bersemangat. Dan suatu ketika ada seorang anak yang BAB di celana anak itu menangis dan di olok-olok oleh teman-temannya. Namun Bu Aisyah tanpa jijik ia membersihkan anak tersebut dan menenangkannya.

25 tahun kejadian itu telah berlalu. Kini beliau sudah pensiun dan mulai sakit-sakitan. Namun, suatu hari ia kedatangan tamu seorang lelaki tampan dan gagah dan memakai seragam polisi.

Usut punya usut ternyata lelaki tersebut adalah sang murid yang Bu Aisyah dulu bersihkan saat BAB di celana. Lelaki tersebut selalu mengenang kejadian itu saat yang lain menjauhiku hanya Ibu yang dengan tulus membantuku ia mengucapkan banyak terima kasih.

Contoh Cerpen Hari Guru 3

Suasana pagi itu di rumah Anggara tampak berbeda. Akan ada ujian beasiswa di sekolah. Menurut penuturan kepala sekolah, siswa yang mendapatkan nilai terbaik akan dibiayai hingga menyelesaikan studi di sekolah menengah. Anggara sudah bangun sebelum matahari terbit. Ia harus membantu ibunya menyiapkan bekal yang akan dibawanya ke sekolah. Tentu bukan bekal yang akan ia makan, melainkan bekal yang harus ia jual. Semenjak ayah Anggara meninggal, ibunya lah yang menggantikan peran sebagai tulang punggung keluarga bagi keempat anaknya.

“Anggara berangkat dulu, ya, Bu,” ujar Anggara sambil memasukkan makanan yang sudah disiapkan ibunya ke dalam sebuah kantong.

“Hati-hati, Nak. Jangan lupa belajarlah dengan baik di sekolah. Ibunya menyalami tangan Anggara.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Anggara berusaha mengingat-ingat materi yang diberikan oleh gurunya kemarin. Ia memang sudah belajar materi untuk ujian hari ini, tetapi ia masih kurang percaya diri. Hanya saat berangkat dan pulang lah Anggara bisa fokus mengulang materi karena di rumahnya ia harus membantu ibu dan menjaga adik-adiknya. Ketika malam tiba, Anggara seringkali merasa kelelahan.

Tak lama setelah Anggara datang, bel masuk kelas berbunyi. Seorang pria tua masuk ke kelas dan menyapa siswa-siswinya.

“Selamat pagi Anak-Anak,” ujarnya dengan suara parau. Sepertinya beliau sudah seharusnya pensiun karena wajah lelah dan guratan keriput di wajahnya tidak bisa membohongi usia.

“Selamat pagi, Pak, Ambo,” jawab murid-murid kompak.

“Hari ini bapak akan membagikan kertas ujian untuk seleksi beasiswa hingga sekolah menengah. Berusahalah sebaik mungkin tanpa mencontek. Usaha kalian yang maksimal dan jujur akan mendapatkan berkah,” Pak Ambo mulai membagikan soal, “satu lagi. Pendidikan bisa mengubah banyak hal. Mengubah nasib seseorang, meningkatkan derajat orang tua, dan membuat kalian semakin bijaksana. Namun,tidak ada gunanya nilai tinggi dan semua itu kalau tidak ada kejujuran dalam prosesnya,”

Murid-murid saling berpandangan sebelum akhirnya fokus pada kertas di depannya. Para murid diberikan waktu selama satu jam untuk menyelesaikan 30 buah soal. Semua murid terlihat fokus meskipun ada satu-dua yang kebingungan. Anggara sendiri nampak tenang sambil menjawab soal-soal. Tidak terbesit apa pun di pikirannya untuk mencontek atau menayakan jawaban pada temannya sekalipun ia merasa kesulitan. Ia yakin ibunya di rumah sedang mendoakannya agar lolos beasiswa dan berhasil mendapatkan kesempatan beasiswa.

“Kalau aku dapat beasiswa ini, aku tidak perlu menunda waktu studiku dan bisa membiayai sekolah adik-adik sambil berjualan,” batin Anggara.

Sambil menjawab soal, ia berharap bahwa jawaban yang ia tulis seluruhnya benar. Terbayang di benaknya jika ia berhasil dalam seleksi beasiswa, kehidupannya akan membaik.

Contoh Cerpen Hari Guru 4