Find Us On Social Media :
Ilustrasi Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya (freepik.com)

10 Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya, Menarik dan Penuh Berkah

Debbyani Nurinda - Kamis, 21 Maret 2024 | 11:21 WIB

Sonora.ID – Berikut kumpulan ceramah singkat Ramadhan dan judulnya, yang menarik dan penuh berkah.

Selama bulan Ramadhan, ceramah biasa dilakukan menjelang sholat tarawih, selesai sholat isya dan subuh ataupun menjelang berbuka puasa.

Ceramah menjadi media efektif yang dilakukan selama bulan Ramadhan untuk mengedukasi umat muslim.

Ceramah singkat Ramadhan dapat menjadi pengingat bagi kaum muslimin dan muslimat tentang keutamaan Ramadan, puasa, hingga hal-hal yang bersifat fikih lainnya.

Terdapat banyak contoh ceramah singkat Ramadhan yang cocok dibawakan misalnya ceramah tentang bulan ramadhan penuh berkah, keutamaan bersedekah, dan lain sebagainya.

Sebagai referensi, berikut 10 contoh ceramah singkat Ramadhan dan judulnya, yang menarik dan penuh berkah.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Ramadhan, Penuh Makna dan Menyejukkan Hati

1. Ceramah tentang Bulan Ramadhan Penuh Berkah

Judul: Keutamaan Bersedekah

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita. Sehingga, kita dapat berkumpul di acara ini tanpa halangan apapun. Tak lupa selawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang kita tunggu syafaatnya di yaumil kiyamah.

Hadirin yang dirahmati Allah, bulan ini merupakan bulan yang ditunggu-tunggu umat muslim seluruh dunia. Sebab, terdapat keistimewaan yang ada pada bulan Ramadan ini. Tak heran jika banyak umat muslim yang berlomba melakukan kebaikan, seperti halnya dengan sedekah.

Bersedekah pada bulan Ramadan dapat bernilai sangat besar. Allah Swt akan melipatgandakan pahala pada bulan ini daripada bulan lainnya. Selain itu, Allah juga akan menghapus dosa bagi siapapun yang memberikan sedekah sebab telah membantu siapapun yang membutuhkan.

Berbagai keistimewaan bulan Ramadan mengenai bersedekah telah kita pahami bersama. Maka dari itu, mari kita sisihkan sebagian harta untuk bersedekah pada orang yang membutuhkan. Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

2. Ceramah tentang Bulan Ramadhan Penuh Berkah

Judul: Ramadhan sebagai Madrasah Sabar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan anugerah dan karunia yang sangat besar kepada kita. Sehingga kita bisa hadir dalam masjid yang mulia ini untuk melaksanakan shalat fardhu Isya dan Tarawih secara berjamaah.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada nabi junjungan kita, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Pada malam hari ini, izinkanlah saya menyampaikan sebuah ceramah singkat yang berjudul "Ramadhan sebagai Madrasah Sabar".

Kita patut bersyukur karena telah diberi sebuah karunia agung yakni kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan. Salah satu hal yang dapat diraih selama Ramadhan adalah bagaimana umat Islam yang berpuasa bisa mengambil hikmah sabar.

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H) menyebut Ramadhan sebagai bulan kesabaran, dan puasa adalah bagian dari sabar, atau pelatihan kesabaran. Ia mengutip hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (HR. Imam at-Tirmidzi):

الصومُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Artinya: Puasa itu separuh (dari) sabar.

Sebelumnya, di kitab yang sama, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa pahala berpuasa di bulan Ramadhan berlipat ganda, dan kelipatannya tidak terbatas di angka tertentu (adl'âfan katsîratan bi ghairi hashr 'adad). Hal ini terkait dengan predikat Ramadhan sebagai bulan kesabaran.

Dalam Al-Qur'an, pahala orang-orang yang bersabar tidak dibatasi di bilangan tertentu. Allah berfirman (QS. Az-Zumar: 10):

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Riwayat lain yang mengatakan Ramadhan sebagai bulan kesabaran adalah riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Rasulullah bersabda:

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

Artinya: Berpuasa (di) bulan kesabaran (Ramadhan) dan (berpuasa) tiga hari dari tiap-tiap bulan adalah (seperti) puasa satu tahun.

Itu artinya, Ramadhan adalah momen yang tepat untuk menyadarkan kembali kesabaran kita, agar kita bisa mendapatkan pahala berlipat sekaligus menjadi pribadi yang lebih baik setelah bulan Ramadhan berlalu. Untuk itu, kita perlu memahami 'apa itu sabar' terlebih dahulu.

Menurut Imam Majduddin Muhammad al-Fairuzzabadi, sabar secara bahasa berarti 'al-habsu' (menahan/mencegah), atau 'al-kaffu fî dlayyiqi' (bertahan dalam keadaan sempit/susah). Sedangkan secara istilah, dia mengatakan:

فالصبر حبس النفس عن الجزع والسخط، وحبس اللسان عن الشكوي، وحبس الجوارح عن التشويش

Artinya: Sabar adalah menahan diri dari ketidaksabaran (cemas) dan ketidakpuasan, menahan lisan dari mengeluh (komplain), dan menahan (seluruh) anggota tubuh dari mengacau.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Sabar adalah perilaku aktif. Membutuhkan inisiatif dari pelakunya. Sebagaimana yang diuraikan Imam Majduddin al-Fairuz Abadi, bahwa sabar adalah aktivitas menahan diri, lisan, dan seluruh anggota tubuh dari ketidakpuasan, komplain, dan berbuat kekacauan.

'Menahan' (al-habsu) adalah perilaku aktif, yaitu upaya menahan diri dari gejolak alami yang ada di jiwa manusia, seperti kecemasan, ketidakpuasan, keluhan dan lain sebagainya. Bahkan, di titik tertentu, ketidakpuasan dan semacamnya bisa mengarah pada kekacauan bil fi'li (kekacauan yang dilakukan tubuh).

Karena itu, Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk menjalankan proses pendidikan 'al-habsu' (menahan), sehingga 'sabar' yang sebenarnya telah terinstal di diri kita semakin kuat dan berkembang.

Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan, dan bersiap diri untuk merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam kesabaran manusia. Dengan kata lain, kita menyengaja untuk menguji diri kita sendiri, dengan menahan lapar, haus dan syahwat di sekian waktu. Hal-hal yang biasanya mudah kita dapatkan, kita sengaja menghindarinya, meski hal-hal tersebut ada di sekitar kita. Apalagi, penyengajaan ini berpengaruh langsung kepada ketahanan fisik kita seperti lapar dan haus.

Oleh karena itu, penyengajaan ini harus disadari sebagai proses pendidikan kesabaran. Menguatkan kesabaran kita dengan menyengaja untuk lapar dan haus. Dan Ramadhan, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, adalah bulan kesabaran, madrasah untuk menguatkan kesabaran kita, sehingga, setiap kali Ramadhan selesai, kita menjadi orang yang lebih sabar dari sebelumnya. Pertanyaannya, sudahkah kita di jalan itu?

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga Ramadhan kali ini, kita dapat meraih hakikat sabar yang memang menjadi bagian tidak terpisahkan selama Ramadhan. Jangan sampai Ramadhan pergi, namun tanpa memberikan hasil yang optimal, terutama dalam merengkuh sabar tersebut.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.