Viral Video Ibu Marahi Anaknya Karena Ranking 3, Ini Dampak Negatifnya

20 Desember 2019 14:30 WIB
Ilustrasi ibu yang memarahi anaknya
Ilustrasi ibu yang memarahi anaknya ( Freepik)

Sonora.ID - Sebuah video seorang ibu memarahi anaknya sebab anaknya mendapatkan ranking tiga di kelasnya menjadi viral di media sosial, khususnya di instagram.

Salah satu akun yang mengunggah video tersebut adalah akun @camera_penjuru. Hingga Kamis (19/12/2019) sore, video tersebut telah ditonton lebih dari 9,140 kali.

Dalam video tersebut, sang ibu terdengar memarahi si anak dengan nada suara tinggi dan membentak.

Baca Juga: 5 Perilaku Alami Anak Berikut Menandakan Tingkat Kecerdasan Sang Anak

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

VIRAL, beredar video murid SD salah satu sekolah di Berau yang kena maki ibunya karena dapat ranking 3 ???????????? . Video eris riswandi

A post shared by camera_penjuru now (@camera_penjuru) on

Belakangan ini, menyebar pula video yang memuat pernyataan ibu tersebut yang meminta maaf karena video viralnya yang telah membuat publik geram.

Dilansir dari Kompas.com, menanggapi video viral ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengingatkan para orangtua bahwa ranking bukanlah segala-galanya.

Bahkan, pria yang kerap disapa Kak Seto ini menganggap bahwa fokus pada ranking justru cenderung menjebak.

Baca Juga: Viral Video Istri Pukuli Suami yang Mengidap Stroke, Polisi: Korban Trauma

"Ranking itu bukan segala-galanya. Ranking itu cenderung menjebak bahwa anak cerdas itu pada bidang yang berbeda-beda," ujar Seto, Kamis (19/12/2019).

" Kalau sistem pendidikan harus menjadikan mereka seragam semua dan melupakan kecerdasan yang lain, itu bertentangan dengan zaman sekarang," lanjut dia.

Selain itu, menurut Kak Seto, memarahi anak seperti dalam video viral tersebut dapat berdampak negatif bagi anak.

Anak yang sering dimarahi atau dicaci akan membuat konsep dirinya menjadi rapuh dan pada akhirnya akan memicu perilaku yang menyimpang.

"Engga suka sekolah, bolos, atau bahkan memicu berbagai perilaku kekerasan," kata kak Seto.

Oleh karena itu, Kak Seto mengajak para orangtua dan pendidik untuk mengelola emosi dan menyadari bahwa anak-anak bukan "orang dewasa mini".

Baca Juga: Pentingnya Peran Orang Tua dan Guru Bagi Anak di Era Digital

"Jadi jangan dianggap seumuran. Anak-anak adalah anak dengan segala kerapuhannya, kerentanannya, sehingga dengan bentakan-bentakan begitu, berapa miliaran sel otak yang rusak, rusak dalam arti kognitif dan afektif," ujar Kak Seto.

Kak Seto melanjutkan, apabila anak kerap ditekan dan mendapatkan perilaku emosional dari orang dewasa, anak akan kehilangan rasa percaya diri dan tidak mampu berpikir dengan baik.

Ia juga mengatakan, pemahaman keliru terkait pendidikan ini juga merupakan PR bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan harus segera diubah.

Ia menekankan, yang dibutuhkan saat ini bukan hanya spesialis, tetapi superspesialis.

Baca Juga: Viral Anak Diserang Anjing Pitbull, Ini Bahaya Pelihara Anjing bagi Anak

"Anak yang ranking satu ya Matematika-nya bagus, Bahasa Indonesia-nya bagus, Biologi-nya bagus, itu yang tidak bisa dibenarkan," kata Kak Seto.

Potensi yang berbeda-beda ini, menurut Kak Seto harus digali oleh orangtua dan pendidik sampai berhasil.

Hal itu seperti tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi:

Baca Juga: 4 Gebrakan Nadiem Makarim, Untuk Kualitas Pendidikan Indonesia Yang Lebih Baik

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."

Oleh karena itu, Kak Seto berharap agar Mendikbud beserta jajarannya mengimplementasikan isi undang-undang itu agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya yang saling berbeda-beda.

"Guru juga harus berani bergerak. Kalau guru bergerak maka kapal besar bernama Indonesia akan bergerak menuju ke jalan yang benar," kata Kak Seto.

Baca Juga: Kapan Sebaiknya Pendidikan Seks pada Anak Dimulai? Ini Kata Seksolog

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm