Panic Buying Justru Datangkan Penyakit? Ini Penjelasan dari Dokter

28 Maret 2020 11:00 WIB
Panic Buying datangkan penyakit
Panic Buying datangkan penyakit ( Tribunnews.com)

Sonora.ID - Pada awal bulan Maret 2020 yang lalu, Presiden Jokowi menyampaikan secara resmi bahwa sudah ada WNI di Indonesia yang terinfeksi virus corona.

Tak menunggu lama, sebagian masyarakat Indonesia pun langsung berbondong-bondong melakukan panic buying yang menyebabkan banyak stok produk menipis bahkan habis.

Hal tersebut dilakukan karena masyarakat terlalu takut menghadapi virus yang satu ini dan berpikir bahwa Indonesia akan segera melakukan lockdown atau karantina.

Baca Juga: Menanggulangi Panic Buying, Pembelian Bahan Pokok Ini Mulai Dibatasi

Menanggapi hal tersebut, dokter yang sekaligus helt & life coach, dr. Kasim Rasjidi menyampaikan bahwa justru panic buying tersebut memancing datangnya berbagai penyakit lainnya.

Kok bisa? Pihaknya mengamati bahwa mereka yang melakukan panic buying lebih memilih produk makanan yang mengandung karbohidrat simple dan makanan olahan.

“Sesuatu-sesuatu yang beku yang mungkin kandungan senoestrogen atau estrogen yang bukan beneran dan sifat jahatnya itu ada,” tambah dr. Kasim.

Padahal di sisi lain, karantina atau work form home yang saat ini dilakukan di Indonesia bertujuan untuk melindungi warga dari serangan virus corona dan membangun daya tahan tubuh yang baik.

Baca Juga: Sebanyak 42 Tenaga Kesehatan di DKI Jakarta Positif Virus Corona

Kalau dalam rangka membangun daya tahan tubuh yang baik itu justru sebagian besar orang mengonsumi makanan kaleng yang tidak fresh, maka tujuan tersebut pun tidak akan tercapai.

Pihaknya juga menegaskan kepada semua orang yang sedang melakukan karantina dirinya di dalam rumah, untuk tidak hanya berdiam diri.

“Di keadaan Anda di rumah itu, Anda bergerak enggak? Anda terpapar sinar matahari enggak? Karena kalau yang Anda konsumsi justru terigu yang banyak, gula yang banyak, minuman berkarbonasi, maka yang terjadi Anda justru memasukkan sesuatu yang melemahkan diri,” tegasnya.

Baca Juga: Warga Apresiasi Kesiapan Pasar Swalayan dalam Pencegahan Virus Corona

Selain itu, apa bila terlalu banyak zat kimia yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh pun tidak akan serta merta menerimanya dan memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras.

Hal ini juga yang menyebabkan daya tahan tubuh tidak terbentuk, justru sebaliknya tubuh akan merasa lebih lemah.

“Jadi yang terpenting kita dapat memberikan makna lebih dan mengoptimalkan karantna ini membuat kita menjadi lebih baik,” tegas dr. Kasim.

Baca Juga: Pemprov Sumut Akui Kekurangan Alat Kesehatan untuk Tangani PDP Corona

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm