Perlukah Meniru Budaya Menundukkan Kepala ala Warga Jepang di Saat Pandemi?

7 Juni 2020 09:10 WIB
Budaya Ojigi.
Budaya Ojigi. ( Ist)

Palembang, Sonora.ID - Virus corona (Covid-19) ditularkan antar manusia melalui droplet orang yang positif kepada orang lainnya. Bahkan penularannya pun dinilai sangat cepat.

Untuk mencegah penularan virus corona, Pemerintah RI pun telah menghimbau masyarakat untuk menjaga jarak dan bersalaman satu sama lain.

Menanggapi hal itu, salah satu pelaku ekonomi di Kota Palembang Efendi Bunyamin atau akrab di panggil Ko Afen mengatakan bahwa masyarakat perlu mencontoh budaya masyarakat Jepang yang menundukkan kepala tanpa berjabatan saat bertatapan.

Budaya menunduk yang dilakukan orang Jepagn atau Ojigi dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan terhadap lawan bicara. Sama halnya dengan penggunaan bahasa Jepang yang harus berubah tingkat kesopanannya tergantung lawan bicara, cara melakukan ojigi pun berbeda-beda tergantung objeknya. 

“Belajar seperti orang Jepang, say hello, tanpa salaman, hanya menundukkan kepala, oleh sebab itu Jepang tidak parah coronanya, karena mereka biasa tidak salaman,” ujarnya.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Akui Tes Swab di Kota Makassar Berjalan Lambat

Menurutnya bila masyarakat ingin berbelanja kepasar dan berdesak desakan, maka harus mengenakan masker.

“Toko kami sudah ada sabun, wastafel, orang tiap kali mau foto, kita anjurkan cuci tangan,” ujarnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 mungkin tidak akan hilang dari bumi. Covid-19 nantinya diprediksi akan seperti penyakit lainnya; cacar, TBC, flu, jadi harus berdamai dan menerapkan protokol kesehatan.

Sebagai informasi, ojigi mulai dilakukan orang Jepang antara tahun 500-800. Budaya yang berasal dari Tiongkok dan disampaikan melalui ajaran agama Buddha ini dilakukan untuk menunjukkan status seseorang. Contohnya saat memberi salam kepada orang dengan kedudukan lebih tinggi, seseorang harus membungkuk untuk memberi tanda bahwa mereka bukanlah ancaman.

Pemandangan seperti itu masih dapat dilihat di film atau drama berlatar sejarah terutama saat adegan orang biasa berhadapan dengan raja, ratu, atau orang berkuasa lainnya.

Di zaman modern ini, budaya ojigi pun masih dilakukan di Jepang. Ojigi digunakan untuk berterima kasih, memohon sesuatu, memberi selamat, dan meminta maaf. Orang Jepang dari anak-anak hingga orang dewasa harus tahu caranya melakukan ojigi dengan benar untuk dapat bergaul dengan baik dalam masyarakat.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm