Sonora.ID - Masyarakat dihebohkan dengan adanya tagihan listrik yang membengkak, ditambah lagi hal tersebut terjadi di tengah pandemi.
Tak heran PT Perusahaan Listri Negara (PLN) pun langsung mendapatkan kritik tajam dari masyarakat, salah satunya yang disampaikan oleh Institute for Essential Services Reform atau IESR.
Baca Juga: Akhirnya Buka Suara, PLN Jelaskan Penyebab Lonjakan Tagihan Listrik
Direktur Eksekutif dari IESR, Fabby Tumiwa menyatakan bahwa kejadian lonjakan ini kerap kali terjadi di Indonesia.
Misalnya saja pada tahun lalu, lonjakan terjadi di awal tahun dengan penjelasan bahwa tagihan tersebut merupakan gabungan dari tagihan yang tak terbayarkan pada tahun sebelumnya.
Dalam hal ini Fabby menyatakan bahwa, PLN perlu untuk membuka rincian perhitungan listri kepada seluruh penggunanya.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Token Listrik Gratis Login www.pln.co.id atau Via WA
Hal ini ditujukan agar pelanggan juga bisa mengetahui dan menghitung sendiri konsumsi listrik yang digunakannya masing-masing.
Selain itu, Fabby juga menyatakan bahwa PLN bisa mengadopsi teknologi yang lebih maju untuk meteran listrik pelanggan.
“PLN perlu mengadopsi smart meter sehingga pencatatan lebih real time dan pelanggan pun dimungkinkan untuk mengecek konsumsi listriknya. Dengan demikian, menjadi edukasi juga bagi pelanggan,” ungkapnya berkaca dari situasi saat ini.
Baca Juga: Begini Klaim Token Listrik Gratis Lewat www.pln.co.id atau WA di 08122-123-123
Dikutip dari Kompas.com, pihaknya pun melihat bahwa pembengkakan ini tidak hanya terjadi karena aktivitas di dalam rumah yang meningkat selama masa karantina ini.
Namun juga sama seperti tahun sebelumnya, pembengkakan pun terjadi karena aski rekonsiliasi atas tagihan yang belum tertagih.
Tak hanya mengandalkan PLN, Fabby pun menambahkan bahwa dari pihak pelanggan harus bisa menyadari penggunaan listrik dalam aktivitasnya sehari-hari.
Baca Juga: Ditengah Pandemi Covid-19, PLN Bakal Jaga Keandalan Listrik Selama Idul Fitri 1441 H