Menteri Koperasi dan UKM: Pembiayaan UKM Harus Ramah dan Mendidik

21 Juni 2020 11:05 WIB
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja (rompi biru) Mendampingi Menteri Teten di BMT ITQAN Bandung, Sabtu (20/6/2020).
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja (rompi biru) Mendampingi Menteri Teten di BMT ITQAN Bandung, Sabtu (20/6/2020). ( Dok. Humas Pemprov Jabar)

Bandung, Sonora.ID - Terkait perkembangan koperasi di Jawa Barat dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi, Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, pada Sabtu (20/6/2020) kemarin mendampingi kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Bandung.

Menteri Koperasi dan UKM dalam kunjungannya juga melakukan peninjauan proses bisnis usaha simpan pinjam serta penyerahan persetujuan pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM, di Koperasi Syariah BMT ITQAN, Jalan Padasuka Atas No160, Pasirlayung, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung.

Menteri Teten menyebutkan bahwa pelaku usaha mikro dan ultra mikro sangat membutuhkan kehadiran koperasi. Maka koperasi harus memahami kebutuhan setiap anggotanya dalam menjalankan usaha.

"Terpenting, koperasi harus memberikan kemudahan bagi pelaku UKM, dan anggota koperasi khususnya dalam memperoleh akses pembiayaan. Koperasi atau BMT harus menjadi solusi masalah keuangan anggotanya, khususnya pelaku usaha mikro dan ultra mikro. Mereka butuh pembiayaan yang mudah diakses," ucap Teten dalam siaran pers Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang diterima Sonora Bandung, Minggu (21/6/2020).

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Tinjau Penerapan AKB Di Kabupaten Bandung  

Menurut pengamatannya, masih ada pelaku usaha mikro hingga ultra mikro yang terjerat rentenir. Maka koperasi harus hadir di tengah -tengah pelaku usaha kecil dan menengah secara ramah sekaligus harus mendidik.

"(Koperasi) harus jadi lembaga keuangan yang bener -bener kredibel memahami problem masyarakat. Ambil contoh di pasar-pasar tradisional, ketika para pedagang membutuhkan modal, yang selalu hadir adalah kelompok rentenir,” imbuh Teten.

Masih menurutnya, rentenir paham betul kebutuhan modal pelaku usaha di pasar tradisional. Maka, demi menangkal fenomena tersebut, menjadi tugas koperasi termasuk BMT untuk jadi solusi bagi masyarakat dalam kemudahan pembiayaan.

"Koperasi dan BMT harus masuk ke sana," katanya.

Tak hanya itu, Menkop juga mendorong koperasi dan seluruh anggotanya untuk masuk ke sektor-sektor unggulan seperti komoditas pangan, perikanan, perkebunan, dan sebagainya.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm