Risma Bertemu dengan Dirut RS & Kemenkes, Istilah ODP & PDP Akan Diganti Menjadi...

1 Juli 2020 19:50 WIB
Risma Bertemu dengan Dirut RS & Kemenkes
Risma Bertemu dengan Dirut RS & Kemenkes ( Sonora/Budi Santoso)

Surabaya, Sonora.ID - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar pertemuan dengan direktur Rumah Sakit (RS), kepala puskesmas, serta camat se-Surabaya di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (01/07/2020).

Pada pertemuan itu, Risma mengajak para direktur rumah sakit untuk berdiskusi perihal penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit.

Pertemuan juga dihadiri oleh rombongan staf khusus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan bantuan serta berbagi pengalaman dengan rumah sakit di Surabaya untuk bersama-sama dalam menekan angka kematian.

Baca Juga: Tanggapi Keluhan, Risma Bantu 9 Ventilator ke Rumah Sakit di Surabaya

Rombongan itu terdiri dari Staf Khusus Menteri Kesehatan (Menkes) Daniel Tjen, Jajang Edi Priyatno, Alexander Kaliaga Ginting. Kemudian Direktur Utama RSPI, Dirut RSUP Persahabatan, Kasubdit TBC P2P dan Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan.

Staf Khusus Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Kemenkes RI, Alexander Ginting mengungkapkan, nantinya akan ada revisi kelima yang di-launchingkan pada bulan Juli terkait Permenkes terbaru.

“Saat ini sudah tahap revisi akhir,” kata Ginting.

Pihaknya menjelaskan, pada revisi kelima itu juga akan diikuti dengan revisi klaim dimana akan dijelaskan secara detail klaim penggantian biaya perawatan pasien Covid-19.

Baca Juga: Bercucur Air Mata Hingga Bersujud di Depan IDI, Risma: Saya Memang Bodoh, Tak Pantas Jadi Wali Kota

Selain itu penggantian istilah juga akan dilakukan. Salah satunya adalah tidak digunakannya lagi istilah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Kita pakai istilah suspect, probable, confirmed. Jadi mereka nanti dengan gejala dan PCRnya positif masuk confirmed. Kalau PCR-nya belum positif, maka masuk probable. Mereka yang close contact bisa dengan gejala atau tidak, masuk suspect,” ungkapnya.

Selanjutnya, ditempat yang sama, Wali Kota Risma mengajak kepada seluruh direktur untuk berdiskusi apa saja yang menjadi keluhan dalam menangani pasien Covid-19. Ia juga memberikan secarik kertas kepada para direktur tersebut untuk diisi apa saja yang menjadi kebutuhan dan kendala setiap rumah sakit.

Baca Juga: Ini Alasan Risma Sujud di Hadapan Ikatan Dokter Indonesia

“Mohon bapak ibu, kertasnya diisi nggih. Apapun yang menjadi keluhan panjenengan sedoyo (anda semua), kita sama-sama berjuang pada kondisi saat ini,” kata Risma.

Risma menyatakan, bahwa selama ini ia bersama jajarannya berjuang sekuat tenaga untuk memutus pandemi ini dengan berbagai intervensi.

Mulai dari permakanan, tracing hingga dibuatnya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo atas inisiasi Kapolda Jatim.

Wali kota perempuan pertama ini meminta agar para camat juga ikut angkat bicara terkait suka dukanya dalam memutus pandemi ini.

Baca Juga: Sambil Terapkan Protokol Kesehatan, Risma Kembali Bagikan Masker Gratis ke Masyarakat

“Saat ditemui oleh petugas ke rumah warga yang positif, sebagian warga menolak. Tapi kita harus memaksakan mereka untuk mau diisolasi. Sebenarnya bukan warga yang mengucilkan tapi mereka (pasien) yang malu,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Wali Kota Risma juga memaparkan terkait instruksi Menteri Kesehatan (Menkes) kepada Surabaya untuk menurunkan angka kematian agar terus dilakukan.

Untuk itu, ia bersedia membantu peralatan ke rumah sakit termasuk alat pelindung diri (APD). Bahkan, pihak Kemenkes juga menyatakan bersedia membantu apapun yang dibutuhkan rumah sakit.

Baca Juga: Bertugas Merawat Pasien Covid-19, Satu Dokter di Surabaya Meninggal Karena Terpapar Covid-19

“Alhamdulillah tadi disampaikan Staf khusus Kemenkes akan dibantu untuk peralatan itu. Artinya mungkin dengan peralatan itu kita bisa mengurangi lagi angka kematian. Saat ini hampir 90 persen angka kematian pasien Covid-19 disertai dengan penyakit penyerta,” ujarnya.

Risma mengungkapkan, setelah pertemuan ini akan ada pembahasan dengan staf khusus Kemenkes untuk merinci apa saja yang dibutuhkan rumah sakit di Surabaya ini. Misalnya, membuat ruangan tekanan negatif, hingga menyiapkan laboratorium.

“Tapi kita akan terus berinovasi dan membuat terobosan mengingat untuk membuat satu lab saja dibutuhkan sekitar 600 juta. Tetapi, yang disampaikan beliau kita butuh ruang isolasi dahulu,” pungkasnya. 

Baca Juga: Tanggapi Keluhan, Risma Bantu 9 Ventilator ke Rumah Sakit di Surabaya

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm