Bagikan :
Banjarmasin, Sonora.ID – Di bulan Agustus lalu, Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,3.
Dalam rilis resminya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, Moh. Edy Mahmud mengatakan bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,46 persen, disusul kelompok transportasi 1,83 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,52 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,27 persen.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rp 1 Juta, Hanya Butuh 36 Gram Emas Untuk Melunasi Ongkos Naik Haji
“Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya naik sebesar 0,26 persen,” katanya.
Sementara itu, ada kelompok yang mengalami penurunan IHK, seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,51 persen, kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,05 persen.
“Kelompok pendidikan juga turun 0,03 persen,” tambah Edy.
Dari sisi komoditas, angkutan udara, emas perhiasan, minyak goreng, ikan kembung dan rokok kretek filter mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi tertinggi di Kalimantan Selatan.
“Komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, ikan nila dan gula pasir,” tuturnya lagi dalam siaran langsung di kanal Youtube BPS Kalsel.
Jika dibandingkan antar kota di regional Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara sebesar 0,35 persen. Sedangkan yang terendah di Kotabaru, Kalimantan Selatan sebesar 0,23 persen.
Sementara untuk Kota Banjarmasin mengalami inflasi 0,31 persen dan Tanjung justru deflasi 0,43 persen.
