Memahami Analisis Revenue dan Profit Saham Secara Maksimal

16 Februari 2021 10:45 WIB
Ilustrasi saham
Ilustrasi saham ( freepik)

Sonora.ID - Bukan rahasia lagi jika investor ritel kebanyakan akan fokus pada revenue dan profit ketika rilis laporan keuangan emiten. Apalagi jika ada berita suatu emiten pendapatan dan labanya naik ratusan persen.

Di sisi lain, ada banyak informasi di balik laba naik ratusan persen. Perlu diingat, laba yang naik signifikan bisa saja bukan merupakan pencapaian luar biasa dari perusahaan, barangkali sebenarnya kinerja asli emiten tersebut tidak perform.

Sering juga ditemui dalam laporan keuangan pendapatan naik, tapi emiten tersebut malah rugi. Atau sebaliknya, pendapatan turun tapi labanya naik tinggi.

Jadi, kita tidak bisa langsung menyimpulkan hanya dari informasi “pendapatan emiten x naik 100%” atau “laba emiten x naik 200%” berarti kinerja emiten tersebut sangat bagus. Informasi tersebut masih bisa dianalisis lebih lanjut agar kita mengenal kinerja perusahaan lebih mendalam.

Baca Juga: Sepanjang 2020, Investor Milenial Rajai Pasar Modal Indonesia

Terlebih lagi pendapatan dan laba adalah tujuan utama suatu perusahaan dan bisa jadi indikator melihat kinerja, pertumbuhan, dan seberapa efisiennya operasional perusahaan. Pendapatan dan laba perusahaan kamu bisa lihat di Laporan Laba Rugi.

Kinerja Pendapatan

Pendapatan atau penjualan adalah input yang didapatkan dari operasional bisnis suatu entitas usaha. Pendapatan bisa diakui pada saat risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli.

Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Secara historis berarti kita membandingkan pendapatan saat ini dengan pendapatan masa lalunya. Bisa dibandingkan dengan tahun lalu (tahunan/YoY) atau dengan kuartal lalu (kuartal/QoQ). Caranya adalah:

Pertumbuhan Pendapatan = (pendapatan saat ini – pendapatan tahun/kuartal lalu)/ pendapatan tahun/kuartal lalu

Dari contoh gambar diatas, pendapatan UNVR tumbuh tipis 0.1% YoY atau secara tahunan. Bagaimana dengan kuartalnya?

Perlu dicatat, pendapatan dalam laporan keuangan adlaah pendapatan kumulatif atau total dari kuartal-I. Untuk UNVR menggunakan laporan keuangan tahun 2020, berarti kumulatif dari kuartal-I hingga kuartal IV.

Baca Juga: Dituduh Beli Pulau Lantigian di Selayar, Ini Penjelasan Asdianti

Sehingga harus dipisahkan terlebih dahulu pendapatan kuartal IV dengan cara:

endapaatan kuartal IV = Pendapatan FY2020 – Pendapatan 9M20
Pendapaatan kuartal IV = Rp 42,972,474 - 32,456,673
Pendapaatan kuartal IV = Rp 10,515,801

Kemudian kita hitung juga pendapan kuartal III dengan cara

Pendapatan kuartal III = Pendapatan 9M20 – Pendapatan 6M20
Pendapatan kuartal III = Rp 32,456,673 - 21,772,010
Pendapatan kuartal III = Rp 10,684,663

Ini berarti pendapatan UNVR pada kuartal IV turun 1.6% QoQ atau secara kuartalan.

Sumber Pendapatan

Dari pendapatan kita bisa mengenal bisnis perusahaan dan juga kontribusi unit bisnis terhadap kinerja perusahaan. Selain itu kita juga bisa melihat sumber pendapatan atau penjualan dari dalam negeri atau ekspor serta transaksi pihak berelasi.

Informasi ini kita bisa gunakan untuk mengetahui pendorong utama pendapatan untuk membuat forecasting dan bisa mengklasifikasikan industri perusahaan. Keterangan mengenai unit bisnis dan kontribusinya bisa dilihat di notes laporan keuangan.

pendapatan & notes (laporan laba rugi UNVR FY2020)

Dari contoh gambar diatas kita bisa mendapatkan 3 informasi yaitu penjualan pihak berelasi, segmen bisnis, dan pelanggan UNVR. Transaksi pihak berelasi adalah tansaksi ke pihak yang memiliki hubngan dalam struktur emiten.

Kemudian dari segmentasi, produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh kontribusinya 70% terhadap pendapatan dibanding segmen makanan dan minuman berkontribusi 30%. Selain itu 95.8% penjualan di dalam negeri.

Selain itu, kita juga harus membandingkan segmen tersebut secara historis untuk melihat kinerja segmen.

Dari contoh gambar diatas bisa dibandingkan kinerja per segmen. Pendapatan segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh meningkat 0.4% YoY dan segmen makanan dan minuman turun 0.6% YoY.

Analisis

Lalu melakukan analisis dari data dan informasih yang sudah kita kumpulkan?
UNVR masih mampu bertahan saat pandemi karena pendapatan yang tidak turun dan bertumbuh tipis 0.1% YoY.

Pendapatan UNVR di penghujung tahun tertekan karena kinerjapPendapatan UNVR di kuartal IV turun 1.6%QoQ juga menghambat laju pertumbuhan pendapatan UNVR.

Kendati demikian, segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang hanya tumbuh tipis 0.4% YoY. Segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh merupakan segmen utama UNVR. Penjualan domestik merupakan penjualan mayoritas UNVR.
Berarti dalam analisis lanjutannya pendapatan yang lambat ini berkaitan dengan daya beli masyarakat Indonesia yang masih lemah serta inflasi yang masih berada di bawah rata-rata.

Laba

Laba terdiri dari beberapa bagian:
laba kotor
laba operasional atau usaha
laba sebelum pajak
laba bersih
laba komprehensif

Kedua kita bisa melihat lapa per saham, yaitu pembagian antara laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan di periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar. EPS digunakan untuk menghitung valuasi PER.

Laba bruto dan laba usaha bisa digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mendapatkan laba dari biaya pokok dan juga biaya operasi yang disebut Gross Profit Margin dan Operating Profit Margin.

Gross Profit Margin bisa didapatkan dari: Laba Bruto / Pendapatan
Setelah mendapatkan hasilnya, kita bisa membandingkan dengan GPM tahun sebelumnya atau kuartal sebelumnya. Pada contoh UNVR, GPM tahun 2020 sebesar 52.3% dan GPM tahun 2019 sebesar 51.3%. Ini menunjukan ada efisiensi di harga pokok penjualan sehingga margin UNVR meningkat.

Operating Profit Margin bisa didapatkan dari: Laba Usaha / Pendapatan
Setelah mendapatkan hasilnya, kita bisa membandingkan dengan OPM tahun sebelumnya atau kuartal sebelumnya. Pada contoh UNVR, OPM tahun 2020 sebesar 22% dan OPM tahun 2019 sebesar 24%. Ini menunjukan efisiensi UNVR dari segi operasional mulai menurun.

Pendapatan Naik, Laba Turun. Kok Bisa?

Ada hal yang menarik dari laporan laba rugi UNVR yaitu pendapatan yang bertumbuh namun laba UNVR mengalami penurunan. Mengapa bisa seperti itu?
Kita bisa menelusurinya.
Pertama kita lihat komponen pembentuk laba bruto. Penjualan yang meningkat 0.1% YoY dan HPP yang turun 1.8% YoY terbilang masih positif karena Laba Bruto juga masih naik 2% YoY. GPM pun naik.

Kemudian kita melihat komponen setelah Laba Bruto dan membentuk Laba Usaha. Beban-beban pemasaran dan penjualan meningkat 7% YoY, beban umum dan adminsitrasi meningkat 13% YoY, dan beban penghasilan lain-lain sebesar Rp 20.12 miliar, dari tahun sebelumnya penghasilan lain-lain Rp 3.1 miliar. Kenaikan beban operasional ini membuat laba usaha UNVR turun 6.6% YoY.

Kemudian penghasilan keuangan UNVR turun 58% YoY dan biaya keuangan naik 8% YoY. Hal ini membuat laba sebelum pajak penghasilan turun 7%. Beban pajak penghasilan turun 18% YoY namun tetap membuat laba bersih tetap turun 3%.
Mengapa demikian?

Karena beban pemasaran memeiliki porsi beban terbesar di dalam struktur laba rugi yaitu 58%. Sehingga berpengaruh signifikan terhadap penurunan laba UNVR.

Lalu Apa Kesimpulannya?

UNVR adalah salah satu saham yang terdampak kecil terhadap pandemi. Hal ini karena pendapatan yang bertumbuh sangat tipis hanya 0.1% dan laba yang turun 3% sepanjang tahun 2020. Kinerja top line UNVR cukup baik dengan marjin kotor yang naik. Sedangkan kinerja bottom line tergerus dari beban penjualan dan pemasaran yang naik 7%. Jadi kinerja laba-rugi UNVR masih cukup baik mengingat pandemi yang membuat daya beli masyarakat menurun.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm