Ilegal Logging Jadi Pemicu Lain Banjir Bandang dan Tanah Longsor di HST

16 Februari 2021 10:20 WIB
aktivitas penebangan pohon di hutan HST
aktivitas penebangan pohon di hutan HST ( Smart Banjarmasin/Razie)

Banjarbaru, Sonora.ID – Penyebab banjir bandang dan tanah longsor yang memorak-porandakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada pertengahan bulan lalu, kini mulai terkuak.

Selain curah hujan yang sangat tinggi, bencana yang menelan korban jiwa itu juga ditengarai oleh adanya penebangan kayu di hutan lindung yang menyebabkan daya tangkap air berkurang.

Akibatnya, air hujan langsung turun ke dataran rendah, hingga menimbulkan banjir dan tanah longsor.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Kalsel Lagi, Ini Rencana Agendanya

Dugaan adanya praktik ilegal logging itu semakin menguat, setelah DPRD Kabupaten HST bersama pemerintah daerah setempat, unsur TNI/Polri, menemukan banyaknya pohon berdiameter raksasa yang diperkirakan baru saja ditebang.

“Ada indikasi penebangan liar yang biasa disebut ilegal loging (di Pegunungan Meratus),” ungkap Anggota DPRD HST, Yazid Fahmi, kepada Smart FM belum lama ini di Banjarbaru.

Oleh karenanya, lanjut Yazid, pihaknya mendesak agar aparat berwajib untuk serius menangani kasus ini. Apalagi sudah ada bukti-bukti di lapangan yang mengarah kepada praktik penebangan liar.

“Kami meminta aparat penegak hukum agar serius menyelesaikan kasus ini,” pintanya.

Baca Juga: Pantau Lewat Udara, Gubernur Kalsel Sebut Banjir di HST Telah Surut

aktivitas penebangan pohon di hutan HST

Untuk membuktikan kebenaran dugaan aksi pembalakan liar ini, dalam waktu dekat akan dilakukan rapat antar komisi di DPRD Kabupaten HST, dan akan ditindaklanjuti dengan rapat bersama pihak terkait.

“Konteks finalnya kami akan mengundang Kapolres, Dandim dan lain-lain,” imbuhnya.

Yazid berkeyakinan, banjir bandang dan tanah longsor dapat diantisipasi jika permasalahan awalnya dapat diselesaikan. Yakni dengan menertibkan praktik penebangan liar dan melakukan upaya penghijauan di daerah yang gundul.

Baca Juga: Tak Ingin Jadi Perseroda, PDAM HST Minta Pemprov Hibahkan Aset  

“Insya Allah dapat diselesaikan jika persoalan dasarnya dapat diatasi. Menurut kami penebangan kayu ini yang menjadi persoalan awal,” tegasnya.

Terkait adanya gesekan antar warga dalam menyikapi penebangan liar, Yazid tidak menampiknya, karena terkait batas wilayah antar kedua desa. Warga menurutnya, pasti akan melindungi, atau sebaliknya ingin menguasai sumber daya alam di wilayahnya masing-masing. Untungnya, dengan adanya bencana banjir bandang ini, warga sudah mulai sadar untuk tidak lagi menebang pohon.

“Beberapa balai adat sudah melakukan pertemuan dan menyatakan siap untuk mediasi,” pungkasnya.

Baca Juga: Menyusul Banjarmasin, 4 Bakal Calon Kepala Daerah Resmi Diusung PAN

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm