Lepet, Kudapan Lebaran Sarat Makna yang Sudah Ada Sejak Zaman Sunan Kalijaga

12 Mei 2021 08:00 WIB
Ilustrasi Lepet
Ilustrasi Lepet ( indonesiakaya.com)

Sonora.ID - Salah satu makanan khas lebaran yang biasanya disajikan oleh masyarakat Jawa adalah ‘Lepet’. Konon Lepet juga menjadi salah satu kudapan yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa, selain ketupat.

Penganan ini lazim ditemukan di pulau Jawa dan populer disantap sebagai kudapan. Lepet umumnya disajikan bersama dengan kupat (ketupat) pada hari raya Idul Fitri.

Bagi daerah yang tidak memiliki tradisi Syawalan, lepet disajikan pada tanggal 1 Syawal (saat hari raya Idul Fitri).

Sedangkan beberapa daerah yang merayakan tradisi Syawalan seperti Jepara, Demak, dan Solo, lepet disajikan pada tanggal 8 Syawal (1 minggu setelah hari raya Idul Fitri).

Baca Juga: Resep Kacang Bawang Empuk dan Renyah, Camilan Pas saat Lebaran

Lepet yang menyimbolkan kesucian dan kebersihan banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai gantungan di depan rumah (atap, pintu, dan lainnya) untuk mengusir hal-hal negatif.

Kuliner khas ini terbuat dari beras ketan ditambah dengan kelapa muda parut dan sedikit garam. Kemudian dibungkus daun kelapa muda atau janur dan direbus hingga matang. Lepet mirip lember dan lontong, meskipun perbedaannya teksturnya lebih liat dan lengket.

Lepet memiliki filosofi dalam bahasa Jawa, yakni silep kang rapet atau tertutup rapat. Filosofi ini bermakna bahwa setelah mengaku salah (lepat), maka pihak lain cukup memaafkan dan berusaha untuk tidak mengungkitnya lagi.

Baca Juga: Berikut 8 Jurus Jitu Menjadi Food Reviewer yang Cakap, Apa Saja?

Hal tersebut yang membuat jalinan persaudaraan antar sesama semakin erat seperti tekstur lengket lepet. Setiap komponen bahan yang digunakan dalam pembuatan lepet memiliki makna sendiri, sebagai berikut :

-Ketan yang memiliki tekstur menempel dan lengket satu sama lain menggambarkan ikatan pertemanan yang kuat.

-Kelapa parut yang memiliki tekstur halus menggambarkan kehalusan perasaan dan sopan santun yang diharapkan terdapat pada umat Islam saat Idul Fitri.

-Garam menggambarkan keseimbangan hubungan antara komunitas yang harmonis.

-Janur (daun kelapa muda) yang berasal dari kata "jatining nur" memiliki arti cahaya sejati, menggambarkan sucinya kondisi manusia setelah menerima cahaya sejati selama bulan Ramadhan. Selain itu, kesulitan proses pengambilan janur yang berada pada puncak pohon menggambarkan upaya yang dilakukan umat muslim demi mencapai kesucian.

Tali bambu merupakan simbol pertemanan yang kuat karena sifat alami tanaman bambu yang tumbuh berkelompok.

Makan lepet sebagai simbol jiwa dan raga yang fitri akan direkatkan kembali. Sehingga menjadi manusia yang kembali fitri.

Baca Juga: Resep Membuat Rendang Daging di Rumah, Dijamin Empuk dan Enak

 

 

PenulisIyeng Veda
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.