Musim Kemarau tapi Tiba-Tiba Turun Hujan? Berikut Penjelasannya

22 Mei 2021 18:15 WIB
Ilustrasi Hujan
Ilustrasi Hujan ( Unsplash)

Sonora.ID - Desindra,  Kepala BMKG SMB II Palembang mengatakan bahwa saat ini Sumatera Selatan sedang berada di masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau. Ia meminta agar masyarakat mewaspadai munculnya cuaca ekstrim  saat di musim transisi ini.

“April hingga Mei masuk musim transisi. Masa ini sering muncul cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang atau putting beliung, petir dan hujan es,” ujarnya.

Ia menjelaskan bencana hidrometerologi bersumber dari awan CB atau awan komulunimbus,  Seluruh wilayah Sumsel memiliki potensi terjadinya bencana tersebut.

Baca Juga: Hadapi Musim Kemarau, Kalsel Gelar Simulasi Siaga Bencana Karhutla

“Hujan es terjadi di dalam awan CB terdapat partikel es, bila jatuh dan tidak mencair maka bisa berbentuk padat, berbahaya bagi masyarakat,” tukasnya.

Faktor topografi juga berpengaruh terhadap curah hujan di setiap wilayah.

“Hujan lebat lebih ke perkotaan sementara daerah dataran tinggi perlu mewaspadai terjadinya tanah longsor. Daerah bantaran sungai juga perlu mewaspadai banjir kiriman atau banjir bandang karena hujan yang terus menerus,” tukasnya.

Selain hujan lebat, angin kencang juga perlu diwaspadai karena bisa merobohkan baliho di perkotaan juga merusak bangunan yang rapuh serta mengangkat atap rumah.

Baca Juga: Kena Imbas Pandemi, Industri Properti Alami Musim Kemarau Panjang

“Tandanya kalau malam hari cuaca gerah, dan pagi hari terik dan tiba-tiba terjadi perubahan suhu yang mencolok, kemudian muncul awan yang bergulung-gulung seperti bunga kol dan berubah menjadi hitam. Akan terjadi hujan lebat,” tukasnya.

Ia mengatakan ketika memasuki musim kemarau dan masih terjadi hujan adalah hal yang normal namun curah hujannya tidak mencapai 50 mm per dasarian.

“BMKG sudah membuat variable. Dalam 1 dasarian atau sepuluh hari curah hujan kurang dari 50 mm diikuti 2 dasarian selanjutnya. Bila hujan maka masih normal. Curah hujan dibawah 50 mm. hal itu baik untuk mengurangi dampak karhutla,” ujarnya.

Baca Juga: Tahun ini Sumatera Selatan Diprediksi Aman dari Bencana Karhutla

Pihaknya juga menambahkan meskipun nanti memasuki musim kemarau ada beberapa wilayah di Sumsel yang curah hujannya sedang antara 50 sampai 150 mm. daerahnya meliputi empat lawing, lahat, pagaralam, oku selatan dan oki timur.

“Ada wilayah masih mendapatkan curah hujan menengah di bulan Juni nanti,” tukasnya.

Ia mengimbau agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi selama di musim transisi ini karena kemungkinan munculnya cuaca ekstrim secara tiba-tiba. Serta dapat meningkatkan imun tubuh karena factor cuaca ekstrim dan pandemic yang masih berlangsung.

Baca Juga: BNPB: Waspada Banjir Bandang, Tanah Longsor Sumut dan Aceh

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm