BMKG : 'Kemarau, Waspadai Karhutla dan Bencana Kekeringan'

7 Juni 2021 20:55 WIB
Ilustrasi titik hotspot
Ilustrasi titik hotspot ( Sonora FM Palembang)

Palembang, Sonora.ID - Bulan Juni ini, Sumsel sudah memasuki musim kemarau.

Desindra Dedi Kurniawan, Kepala BMKG SMB Palembang mengatakan masyarakat perlu mewaspadai adanya titik hotspot kebakaran hutan dan lahan.

“Sudah muncul beberapa titik di Sumsel, tetapi masih dikategori rendah dan menengah,” ujarnya.

Ia menjelaskan titik api atau hotspot memiliki beberapa kategori mulai dari tinggi, sedang dan ringan.

Baca Juga: Musim Kemarau tapi Tiba-Tiba Turun Hujan? Berikut Penjelasannya

“Tinggi diatas 80 %, informasi secara parsial yang warnanya merah masih nol. Kemaren warnanya masih kuning. Informasi dari satelit selama 72 jam atau 3 hari di sumsel sebanyak 41 yang kategori menengah atau sedang dan yang kategori ringan masih 1,” tukasnya.

Desindra menambahkan berdasarkan data dari satelit, titik api yang terpantau menyebar terutama di daerah OKI, Muaraenim  dan Muba.

“Juni secara klimatologi, Sumsel musim kemarau, dimana hujan berkurang jadi potensi munculnya hotspot besar. Diharapkan masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan. Bila sudah kering, angin cukup kencang, ada titik api maka sedikit kebakaran akan cepat merambat. Api tidak selalu dari manusia bisa saja dari gesekan antara ranting dan tumbuhan tapi kemungkinan kecil, paling besar karena ulah manusia,” ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Musim Kemarau, Kalsel Gelar Simulasi Siaga Bencana Karhutla

Lebih lanjut, dirinya mengatakan daerah yang memiliki lahan gambut seperti OKI, Muba, OKU dan Muaraenim  cukup significan untuk terjadinya kebakaran lahan.

“Per 1 April, gubernur sudah mengeluarkan SK tanggap darurat karhutla dan sudah apel siaga. Seluruh stake holder siaga karhutla. BMKG juga masuk satgas terutama satgas udara, memantau keberadaan titik api dari satelit dan memberikan informasi kepada masyarakat melalui kanal-kanalnya. Masyarakat hendaknya selalu memperhatikan informasi dari pemerintah dan BMKG. Puncak kemarau di bulan Agustus – September, masyarakat perlu mewaspadai akan semakin banyak muncul titik api atau hotspot. Masyarakat juga perlu memperhatikan daerah yang sulit air agar membuat cadangan air sehingga tidak mengalami krisis air,” tukasnya.

Baca Juga: Kena Imbas Pandemi, Industri Properti Alami Musim Kemarau Panjang

Harapannya tidak ada asap, bila terjadi asap masyarakat dihimbau menggunakan masker karena berbahaya.

Bulan Juni masuk musim kemarau, hujan berkurang, masyarakat perlu mengantisipasi karhutla.

Jangan membakar karena bisa berurusan dengan pidana dan akan berdampak luas.

Masyarakat dapat mengupdate informasi tentang hotspot, cuaca dan iklim di media sosial dan website milik BMKG.

Baca Juga: Tahun ini Sumatera Selatan Diprediksi Aman dari Bencana Karhutla

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm