Ketua IDI Warning Kasus Covid-19 Sedang Mengarah Seperti India

22 Juni 2021 21:45 WIB
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang, dr. Zulkhair Ali, Sp.PD,
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang, dr. Zulkhair Ali, Sp.PD, ( Koleksi Pribadi)

Palembang, Sonora.ID -  Gejala mulai meningkatnya secara significan kasus positif covid-19 di Indonesia terutama di pulau Jawa menjadi peringatan besar bagi kita semua untuk waspada dan kembali meningkatkan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang, dr. Zulkhair Ali, Sp.PD, kepada Sonora (21/06/2021) mengatakan ada beberapa penyebab meningkatnya kasus positif covid -19, diantaranya karena masyarakat tidak patuh dengan anjuran pemerintah untuk tidak mudik, serta karena kemungkinan adanya jenis varian baru virus corona.

“Lompatan kasus terjadi setelah lebaran. Larangan mudik kemarin ada manfaatnya. Di desa-desa tidak terlalu tinggi kasusnya, dikota saat libur banyak orang berkumpul ditempat-tempat wisata. Tempat wisata ramai, banyak berkerumun, prediksi kita terjadi penyebaran disitu. Dari press con,  diprediksi dari mutasi. Mutasi sering terjadi hanya belum tahu apakah karena itu? saat ini sedang diteliti,” ujarnya.

Ia mengatakan virus corona varian baru lebih cepat menular dan lebih berat gejalanya, namun belum dibuktikan apakah kondisi sekarang akibat dari varian baru, karena untuk membuktikannya butuh pemeriksaan yang panjang, tidak seperti pemeriksaan PCR.

Kaum muda lebih banyak terpapar karena mobilitasnya cukup tinggi, juga karena pertemanan yang baik sehingga mudah terinfeksi.

“Yang kita takutkan anak muda ini menjadi penghantar ke rumah-rumah, ke orang tua mereka. Bila orangtuanya komorbid bisa menyebabkan kematian,” tukasnya.

Baca Juga: Kapolda Sumsel Dikukuhkan Sebagai Guru Besar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK)

Kondisi sekarang, sudah biasa menghadapi naik turunnya kasus positif covid-19. Sekarang mall sudah buka semua, kemungkinan kembali WFH sudah kecil, sudah seperti biasa.

“Padahal seharusnya tidak demikian, karena sudah ada contoh diluar negeri. Singapura 8 bulan bebas beraktifitas dan bulan ini ada peraturan tidak boleh ada pertemuan lebih dari 2 orang, bayangkan. Sementara kita seperti biasa, tidak terjadi apa-apa, tidak ada kegelisahan, itu yang dikhawatirkan,” ujarnya.

Ia mengatakan gejala kolaps dari rumah sakit yang menangani covid-19 sudah mulai kelihatan. Di Jawa Timur, saat ini hanya kasus berat saja yang boleh dirawat, sementara yang sedang atau ringan tidak boleh. Rumah sakit sudah tidak mampu menopang lagi.

“Ada Saran rumah sakit hanya melayani covid saja, tapi pasien yang lain kan banyak. Bila terus seperti ini, 2 minggu kita akan kolaps,” tukasnya.

Ia berharap masyarakat dan pemerintah harus sama-sama menyadari bahwa kondisi sekarang sudah mengkhawatirkan.

“Kemaren kita sadar di luar negeri terjadi dan saat ini di Indonesia sedang mengarah kesana. Tentu kita berharap tidak terjadi di sini. Oleh sebab itu hati-hati. Dirumah saja bila tidak penting-penting sekali, tidak berkumpul di restaurant, bila ingin makan sesuatu sebaiknya dengan jasa online saja, tetap dirumah, hiburan dirumah saja,” tukasnya.

Baca Juga: Data Center Pemprov Sumsel Rentan Alami Kejahatan Siber

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm