Bagikan :
Selain media dakwah, Tari Saman juga berfungsi sebagai jati diri rakyat Gayo yang diturunkan secara turun-temurun dan bangsa Indonesia pada umumnya. Kemudian fungsi pendidikan, karena tarian ini sebagai ajang belajar dan berlatih tarian dari sesama teman atau dari yang lebih senior sehingga mereka bisa saling berbaur satu sama lain. Saman pun menjadi alat pemersatu di kalangan masyarakat dengan maksud mempererat dan menyambung tali silaturrahim. Melalui tarian ini, persaudaraan menjadi semakin bertambah, dan dapat berlanjut hingga bertahun-tahun, bahkan seumur hidup.
Para penari diberi tanggung jawab sebagai pelestari budaya, sehingga perlu menguasai nilai yang dipegang teguh yakni memiliki harga diri, dalam arti menegakkan kebenaran, bijaksana, dan tidak sombong. Kemudian menegakkan disiplin, meyakini budaya sendiri memiliki nilai yang tinggi tanpa harus meniru budaya lain (mandiri), kreatif dalam menciptakan kreasi baru tanpa meninggalkan sumber aslinya, memiliki kemampuan daya saing yang tinggi (kompetitif) dan hasil karyanya bermutu serta dapat dipertanggungjawabkan.
Semua itu ditunjang dengan sistem norma yang ketat berupa adat. Pemahaman penari akan hal ini, menjadi jiwa atas terciptanya karya yang semakin memukau penonton, tanpa meninggalkan filosofi, dan makna dari tarian itu sendiri.
Dan yang terakhir adalah fungsi hiburan. Gerakan Saman sangat memikat karena gerakannya yang banyak variasi. Ditambah lagi, ketika gerakan berselang-seling dengan cepat. Sepintas, terlihat seperti seakan-akan bisa berbenturan, begitu cepatnya gerakan mereka. Semakin cepat gerakan semakin bermakna tarian. Namun, tidak akan terjadi benturan karena setiap penari menempatkan diri pada posisi masing-masing.
Jika dilihat sekilas, gerakan yang dipertontonkan dalam Saman merupakan gerakan yang biasa saja karena hanya menggerakkan badan, tangan, dan kepala saja berulang-ulang. Nilai seni dalam Saman baru terlihat bilamana dilakukan oleh banyak orang dengan jumlah ganjil. Lebih banyak orang, semakin menambah keindahannya. Hal ini dikarenakan, semakin banyak orang yang menarikan Saman dalam sebuah tim, semakin besar pula kekompakan yang dimiliki tim tesebut. Bila ada gerakan dari salah satu anggotanya rusak, maka bisa mempengaruhi yang lainnya. Minimal, mengurangi keindahan Saman di mata penontonnya.
Tari Saman menjadi salah satu contoh keberhasilan budaya tradisional yang berhasil menembus dunia. Dan terbukti, keberadaan Tari Saman sebagai salah satu wujud kearifan lokal bangsa Indonesia tidak tergerus oleh waktu dan tetap eksis hingga saat ini.
Dalam dunia informasi, melestarikan budaya melalui perolehan informasi yang tepat dengan bahan pustaka sangat penting adanya. Dengan banyaknya sumber bacaan mengenai kesenian atau budaya yang mengandung nilai kearifan lokal yang sarat akan makna, maka generasi mendatang tidak akan kesulitan ketika mencari informasi dan bahkan mempraktikkan kebudayaan tersebut sehingga budaya lokal tetap eksis dan tak lekang dimakan waktu. Maka dalam hal ini, perpustakaan memegang peranan penting dalam pelestarian budaya bangsa.
Dengan ini, kearifan lokal akan terus berlangsung dengan mempertahankan nilai-nilai lokal dan tidak tergerus oleh modernitas. Oleh karenanya, peran perpustakaan penting, tidak hanya sekedar mempertahankan sumber bacaan, namun juga menjadi rujukan literatur dalam mempertahankan budaya bangsa.
Penulis : Desviana Siti Solehat - Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
