Tak Sebanding dengan Risiko, Petugas TPU Banjarmasin Bekerja Tanpa APD

30 Juli 2021 15:40 WIB
Suasana makan jenazah Covid-19 di TPU
Suasana makan jenazah Covid-19 di TPU ( Smart FM / Jumahuddin)

Ditanya berapa jumlah petugas makam di situ, Sabirin mengaku ada tiga orang. Tapi terkadang, jumlahnya bisa mencapai lima orang. 

"Ada kawan-kawan yang biasa juga ikut stand by di sini. Saya tidak mengajak, mereka sendiri yang ikut. Urusan keselamatan, ditanggung masing-masing," tukasnya. 

Terpisah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Mukhyar mengakui, bahwa petugas penggali kubur jenazah Covid-19 sekarang memang sudah tidak lagi menggunakan APD.

Ia menyebut, memang di awal-awal Covid-19 para petugas penggali kubur sempat menggunakan baju hazmat. Namun sejak beberapa minggu terakhir, memang sudah tidak mengenakan lagi.

Baca Juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2021, LIPI Hadirkan Webinar 'Jangan Buang Maskermu'

"Nanti kita pintakan lagi ke Dinkes untuk sekitar 5 orang petugas. Begitu juga di suplemen. Akan kita hitung lagi berapa keperluannya. Karena kalau kebanyakan tapi tidak dipakai juga sayang," ucapnya, saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin, di lobi Balai Kota, Jum'at (30/07) siang.

Mukhyar membeberkan, bahwa Pemko memberikan gaji kepada petugas pemelihara TPU. Meskipun diakuinya ada saja dari pihak keluarga yang memberi tambahan untuk upah menggali kubur.

"Mereka digaji Rp1,8 juta perbulan. Tapi itu untuk pemeliharaan belum termasuk pemulasaran. Makanya harus dipikirkan lagi ke depan dengan Dinkes. Selama ini memang belum pernah dapat. Namun tidak ada keluhan juga dari mereka karena bagian dari ibadah," pungkasnya.

Mukhyar menjelaskan, bahwa di awal-awal pandemi petugas di TPU kerap menggali kubur sampai empat lubang dalam sehari. Namun sekarang sudah berkurang, seiring dengan banyaknya pihak keluarga yang menguburkan di alkah keluarga.

"Meski angka kematian sekarang tinggi, tapi pihak keluarga bisa memilih membawa jenazah ke alkah sendiri. Kalau disitu semua, tidak bisa menampung lahan yang disediakan. Apalagi lahan itu tidak hanya untuk jenazah Covid-19. Namun juga untuk warga muslimin yang kurang mampu. Sekarang sudah ada sekitar 300 makam. Tapi masih mampu menampung sampai 1.000 lagi," tutupnya.

Baca Juga: Sampah APD Bekas Pencoblosan di Banjarmasin Akan Dimusnahkan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm
tak mudah bekerja sebagai petugas penggali hingga penutup tanah makam khusus jenazah Covid-19, Dalam sehari, bisa saja mereka menguburkan tiga hingga empat jenazah sekaligus. Alhasil, stamina tentu terkuras.