Peretasan Timbul Akibat Kurangnya Awareness Security

4 Agustus 2021 14:10 WIB
Ilustrasi peretasan
Ilustrasi peretasan ( Shutterstock)

Palembang, Sonora.ID – Web Sekretariat Kabinet (Setkab) RI diretas oleh seseorang yang mengaku sebagai Zyy ft Lutfifake, Padang Blackhat.

Eka Puji Widiyanto, ST. M.Kom, Dosen Tehnik Informatika Universitas Multi Data Palembang (MDP) mengatakan bahwa penyebab maraknya peretsan di Indonesia adalah digital forensik Indonesia masih gagap.

“Yang harus dilakukan adalah memperbaiki awareness security penggunanya,” ujarnya.

Peretasan ada beberapa bagian, di Indonesia kebanyakan peretasan dari sisi pengguna. Awareness security pengguna masih kurang.

“Orang ditelpon ngaku dari bank tertentu, percaya saja, tidak ada rasa curiga. Disitulah titik msuk keamanan kita terancam,” jelasnya.

Untuk mengetahui akun kita diretas atau tidak yaitu dengan melihat apakah ada ketidakwajaran dari akun kita.

Missal Whatsapp kita diretas untuk meminta uang. Bila sadar maka hal tersebut adalah sesuatu yang tidak wajar. Sebetulnya dalam sebuah aplikasi sudah tersedia keamanan yang berlapis-lapis mulai dari password dan otentifikasi lainnya.

“Celakanya tidak semua feature keamanan di aktifkan semua. Keamanan berbanding terbalik dengan keanyamanan,” ujarnya.

Baca Juga: Penerapan PPKM Level 4 Sudah Menunjukkan Hasilnya

Peretas yang dilakukan anak muda lebih kepada motivasi mereka ingin diakui.  Mereka kebanyakan belajar dari otodidak.

Beruntung youtube sudah memblokir konten-konten yang negative seperti peretasan salah satunya. Namun di media social lain seperti facebook masih sangat mudah dijumpai.

Sebetulnya sistemnya sudah aman, hanya saja usernya yang gagap dengan keamanan.

“Tipsnya, jangan terlalu mudah percaya.Missal ada SMS, WA, email yang menawarkan yang tidak wajar, silahkan curigai. Kenali apa yang penting dibagikan di dunia digital. Foto dengan menonjolkan sesuatu, missal sambil memegang kartu kredit di facebook bisa menjadi celah orang meretas. Jangan terlalu ekspose hal pribadi di medsos,” tukasnya.

Di masa digital perlu memahami bahwa apa yang diunggah ke digital adalah konsumsi publik. Netizen bisa mengetahui pribadi kita dan mencari jalan masuk.

Harus waspada dan jangan terlalu percaya di internet. telpon, sms, wa, apapun kadang tidak sesuai dengan realita. Perlu kesadaran dan kewaspadaan.

Baca Juga: Hidup Sehat dengan Rutin Berolahraga untuk Menaikkan Imun

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm