Bagikan :
Solo, Sonora.ID - Tari Reog yang umumnya banyak dimainkan oleh pria, saat ini di Boyolali terdapat kelompok Tari Reog yang mayoritas anggotanya adalah seorang perempuan yang masih berusia muda.
Tari Reog yang pada umumnya memeiliki gaya maskulin saat ditampilkan berubah menjadi feminim saat dimainkan oleh gadis – gadis yang mamiliki paras cantik tersebut.
Kelompok Tari Reog ini merupakan kelompok tari yang tergabung di bawah binaan Sanggar Langen Beksan Kinasih (LBK) yang terletak di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo dengan pengasuh Laura Erawati Dewi.
Baca Juga: Pemkot Semarang Gelar Festival Tari Semarangan #kamimasihada Secara Virtual
Dalam sanggar ini tidak hanya Tari Reog saja, anak – anak yang belajar menari di bawah asuhan LBK Laura Erawati Dewi ini juga mampu memainkan berbagai jenis tarian daerah seperti Topeng Ireng, Banteng Wilis, Kucingan Kedir dan lain sebagainya.
Bahkan saat ini sanggar tarinya mendapat julukan Reog Cantik. Bunda Laura, begitu anak – anak asuhnya memanggil, mengatakan bahwa ia tidak mengira akan hal tersebut.
Ia yang awalnya mendirikan sangar ini hanya untuk melestarikan kesenian trdisional pun merasa sangat bangga dengan sambutan dan apresiasi yang diberikan dari masyarakat sekitarnya.
Dalam hal ini, Bunda Laura terus melakukan inovasi – inovasi seni tari dengan tujuan agar seni tari dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga sanggar ini merupakan sebagai wadah dari generasi muda agar seni bisa berkembang dan tidak punah ditelan perkembangan zaman yang semakin modern.
“Kalau hanya monoton, pasti yang nonton cuma orang-orang tua, anak-anak muda mana mau melihatnya,” katanya.
Para penari reog cantik ini dapat gerak tarian yang indah begitu memukau. Dengan demikian kesan garang yang umumnya melekat sebagai ciri khas tarian ini tergantikan dengan kesolekan dari para penari cantik ini. Meskipun tampak feminim, namun tarian ini tetap mempertahankan kekhasan dari tarian reog ini.
Baca Juga: Viral 'Crab Dance' ala Lisa BLACKPINK, Ini Lirik dan Terjemahan Lagu Aslinya!
Bunda Laura menjelaskan bahwa dalam sanggar ini juga terdapat pria, namun ia membenarkan bahwa kebanyakan yang belajar disini merupakan wanita.
“Ya ada cowoknya, tapi kebanyakan cewek yang belajar nari disini dan tampil-tampil dalam acara-acara tertentu,” ujar Bunda Laura disela-sela kegiatan melatih anak didiknya.
Ia menjelaskan bahwa Tari Reog identik dengan sifat keperkasaanya, namun disini justru berbeda. Tidak jarang penampilan dari Reog Cantik ini banyak ditunggu oleh masyarakat. Bahkan mereka memeiliki penggemar tersendiri.
“Reog identik dengan keperkasaannya. Tapi disini justri itu ada sisi manis,” jelasnya.
Sanggar ini juga mulai melakukan adaptasi dari seni konvensional menuju digital. Karena menurut Bunda Laura, kemajuan teknologi akan sangat memudahkan pelaku seni untuk terus berkarya dan menunjukkan kepada masyarakat.
Seperti yang dilakukanya untuk saat ini, yaitu dengan membuat sebuah channel youtube yang berisi konten – konten yang erat kaitanya dengan seni dan budaya. Selain itu juga terdapat humor atau lawakan, tutorial tarian, film pendek, hingga tata rias.
Dengan ini, Bunda Laura sangat berharap bahwa dengan adanya channel youtube ini dapat menjadi sarana hiburan seni dan bahkan menjadi pelatihan seni secara digital juga dapat diterapkan oleh pegiat seni yang lain khususnya yang berada dalam wilayah Boyolali.
