Bukan Budaya Biasa: K-Pop sebagai Produk Budaya yang Mengkritik

2 September 2021 18:00 WIB
Boy group BTS
Boy group BTS ( twitter.com/bts_bighit)

Tindakan tersebut menunjukkan bahwa grupnya tidak menggunakan musik secara utuh untuk menutup vokalnya.

Belakangan ini juga K-Pop berusaha merekonstruksi budaya visual yang membumi di kalangan para artis, terutama bagi perempuan.

Kehadiran Hwasa Mamamoo, Jessie, dan Hyolyn ex Sistar cukup menjadi representasi reformasi visual.

Hwasa memiliki kulit yang gelap dan juga tubuh yang berisi. Begitu pun Jessie dengan panggul yang cukup besar, ataupun Hyolyn yang bahkan dari 2013 sudah menunjukkan persona kulit gelapnya.

Baca Juga: 7 Video Fancam V BTS Paling Banyak Ditonton, Semuanya Bikin Oleng!

Kamu juga bisa menemukan artis-artis Korea lainnya yang membiarkan badannya berisi ataupun tidak melakukan operasi double-lid seperti Seulgi Red Velvet, Dahyun Twice, dan lainnya.

Contoh lagu yang secara tidak langsung mengkritik standar kecantikan ini dapat kamu dengarkan dalam lagu 2NE1 – Ugly.

Masih di kalangan idol, kali ini kamu bisa menemukan lagu-lagu yang bersifat mengkritik tatanan sosial.

BTS lagi-lagi menjadi contohnya.

Lagu seperti Baepsae (Silver Spoon) menunjukkan kritik terhadap tatanan masyarakat yang menitikberatkan kelas-kelas sosial dan ketimpangannya.

Dalam tatanan masyarakat Korea, dikenal istilah Golden Spoon dan Silver Spoon. Golden Spoon merujuk pada kelas sosial atas sedangkan Silver Spoon sebaliknya.

Baca Juga: 8 Idol K-Pop yang Punya Tato Sama di Tubuhnya, Ada Jungkook BTS

Ini merupakan cuplikan ketimpangan di Korea Selatan di mana realitanya menunjukkan terdapat pemusatan kekayaan di kelompok top 1%, 5%, dan 10%.

Sementara itu, masih banyak kelompok yang jangankan untuk memiliki kekayaan, untuk bekerja pun sulit.

Lirik dengan kritik serupa ditemukan dalam kolaborasi Suga bersama RM dalam lagu ‘Strange’.

Begitu banyak produk-produk K-Pop yang kini tidak hanya menyenangkan para penikmatnya, melainkan juga menyelipkan realita kehidupan berikut dengan kritik-kritik.

Baca Juga: Jinyoung GOT7 Beri Kejutan Pada Fans dengan Rilis Lagu Baru 'Dive'

Tidak sebatas K-Pop, industri hiburan Korea secara umum turut melahirkan produk-produk budaya populer yang mengkritik kehidupan masyarakat yang bisa kamu nikmati.

Baik dalam film; seperti Parasite (2019) yang menyiratkan ketimpangan kelas, maupun serial; seperti Because This Is My first Life (2017) yang menunjukkan realita patriarkisme, My ID is Gangnam Beauty (2018) tentang standar kecantikan, atau Kart (2014) tentang perjuangan kelompok pekerja.

Hal ini tentu menjadi penanda yang baik.

Hiburan yang relatif mudah diakses dan dicerna ini menjadi suatu inovasi dalam mengedukasi masyarakat sekaligus menjadi alat kontrol sosial.

Baca Juga: Bong Joon-ho telah Selesai Menulis Salah Satu Sekuel ‘Parasite’

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm