Kemendikbudristek Optimis Indonesia Bebas Buta Aksara Tahun 2030

11 September 2021 18:05 WIB
Kemendikbudristek Optimis Indonesia Bebas Buta Aksara Tahun 2030
Kemendikbudristek Optimis Indonesia Bebas Buta Aksara Tahun 2030 ( )

Sonora.ID - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menargetkan Indonesia bebas buta aksara tahun 2030.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Pauddikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri.

Menurut dia, Angka buta aksara di Indonesia secara signifikan terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

Penurunan tersebut seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan sinergi berbagai pemangku kepentingan.

Baca Juga: Masih Zona Merah Covid-19, Kemendikbud Izinkan Bekasi Simulasi KBM Tatap Muka

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk buta aksara usia 15 sampai 59 tahun di Indonesia bergerak turun dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2019 turun 1,78 persen atau 3.081.136 orang. Dan tahun 2020 turun menjadi 1,71 persen atau menjadi 2.961.060 orang.

Kemudian, masih ada 6 provinsi yang memiliki tingkat tinggi buta aksara.

Buta aksara tertinggi terjadi di Papua kira-kira sebanyak 22% di tahun 2020.

Kemudian ada NTT, NTB, Sulawesi barat dan Kalimantan tengah.

Baca Juga: Mendikbud Batalkan Belajar Tatap Muka, Kadisdik Banjarmasin: Itu Hoaks

“Jadi nanti tahun 2024 target kita kurang dari satu persen, dan menjadi kurang dari setengah persen pada tahun 2030. Jadi kira-kira 9 tahun lagi,” kata Jumeri dalam peringatan Hari Aksara Internasional yang dilakukan secara virtual, Sabtu (11/9/2021).

Jumeri mengatakan, pihaknya telah mengembangkan kurikulum sekolah yang menekankan pada aspek penguasaan kompetensi literasi.

Langkah tersebut diyakini dapat menurunkan angka buta aksara di Indonesia.

“Harapannya pada 2030 harus dipastikan bahwa semua pelajar dan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan mencapai kemampuan baca tulis dan kemampuan berhitung yang prima. Indonesia sebagai anggota UNESCO sangat mendukung program OECD dan telah ditindaklanjuti,” ujar Jumeri.

Maka dari itu, Jumeri mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama memastikan peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan literasi masyarakat.

Dia berharap adanya kerja sama dan kolaborasi satuan pendidikan dengan berbagai pihak dapat berjalan secara terprogram dan berkesinambungan.

“Peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan literasi masyarakat menjadi semakin penting dan mendesak. Terutama di era pandemi covid-19 saat ini,” pungkas jumeri.

Baca Juga: Nasib dan Karakter Seseorang Dilihat dari Bentuk Pipinya, Pipi Bulat Itu Baik, Lho!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm