Orang Bali Gunakan Gelang Tri Datu, Ini Makna Penting di Dalamnya

12 Oktober 2021 17:00 WIB
Orang Bali Gunakan Gelang Tri Datu, Ini Makna Penting di Dalamnya
Orang Bali Gunakan Gelang Tri Datu, Ini Makna Penting di Dalamnya ( kOLEKSI PRIBADI)

Bali, Sonora.ID - Bali itu unik, dan keunikan itu bisa dilihat dari berbagai hal. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat mengenakan gelang Tri Datu.

Gelang ini sejatinya berupa gelang biasa, yang terbuat dari benang. Namun, keberadaan gelang tersebut, bagi masyarakat Bali melebihi aksesori biasa, melainkan punya makna penuh dengan kesan spiritual.

Keberadaan gelang Tri Datu kerap menjadi salah satu aksesori identitas khas warga Bali. Pemakaiannya memang sering dilakukan oleh warga Bali yang beragama Hindu.

Namun, tak jarang pula ada warga selain pemeluk agama Hindu yang nyaman menggunakan gelang tri datu khas Bali di salah satu lengannya.

Secara literal, Tri Datu memiliki arti tiga kekuatan. Tiga kekuatan tersebut merupakan entitas utama yang ada dalam agama Hindu, yakni Tri Murti (Dewa Brahma, Dewa Siwa, serta Dewa Wisnu).

Ketiga entitas tersebut diwakili oleh tiga warna pada gelang, yakni merah, hitam, dan putih.

Kekuatan pertama adalah Dewa Brahma, dengan aksara suci Ang, memiliki urip 9 dengan saktinya yakni Dewi Saraswati dan disimbolkan warna Merah.

Kemudian, kekuatan yang kedua adalah Dewa Wisnu, dengan aksara suci Ung. Memiliki urip 4 dengan saktinya Dewi Sri dan disimbolkan dengan warna Hitam.

Dan kekuatan yang ketiga adalah Dewa Siwa. Dengan aksara suci Mang, memiliki urip 8 dengan saktinya Dewi Surga dan disimbolkan dengan warna Putih.

Baca Juga: 6 Tempat Rekomendasi Pemandian Air Panas Alami di Bali, Wajib Jadi Bucket List Liburanmu!

Sehingga ketika aksara Ang, Ung dan Mang disatukan, maka akan menjadi aksara AUM yang bilamana diucapkan menjadi OM. Aksara OM merupakan aksara suci umat Hindu serta memiliki nilai magis yang luar biasa sebagai simbol dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Sementara itu, salah satu sastra yang membahas mengenai penggunaan benang Tri Datu dalam titual keagamaan hindu yakni Lontar Agastya Parwa.

Dalam lontar tersebut, dijelaskan bahwa makna benang Tri Datu untuk masyarakat Umat Hindu adalah sebagai sarana perlindungan dari kekuatan negatif. Sehingga masyarakat Hindu bisa terhindar dari hal-hal negatif dan bisa berpikir bijaksana.

Bentuk gelang Tri Datu, juga tidak boleh sembarangan. Gelang ini harus dijalin dengan bentuk saling mengikat satu sama lain.

Anda pun tidak akan mendapati gelang Tri Datu yang terurai begitu saja. Selain itu, bentuk ikatan pada gelang ini juga tidak seperti ikatan yang dipakai pada jalinan rambut.

Karena memiliki makna yang mendalam tersebut, gelang Tri Datu pun kerap dikenakan oleh masyarakat Bali ketika mengadakan upacara keagamaan.

Bahkan, saat ini, hampir semua upacara keagamaan di Bali disertai dengan pemakaian gelang Tri Datu. Apalagi, bagi masyarakat Bali, gelang ini merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi

Selain itu, masyarakat Bali yang mengenakan gelang ini juga tidak perlu membelinya. Biasanya, gelang ini merupakan bagian dari pica atau anugerah yang diberikan oleh beberapa pura.

Baca Juga: Pembukaan Penerbangan Internasional, Bandara I Gusti Ngurah Rai-Bali, Berikut 9 Tahapan Yang Harus Dijalani Penumpang!

Menurut kabar yang beredar luas di masyarakat, Pura Dalem Ped di Nusa Penida merupakan pura yang pertama kali melakukan pembagian gelang Tri Datu kepada Umat yang melakukan persembahyangan.

Seiring dengan tren yang berkembang di masyarakat, pura lain di Bali mengikuti langkah serupa. Mereka pun turut memberikan gelang Tri Datu kepada para pengunjung yang datang untuk sembahyang.

Seperti halnya di Pura Dalem Ped, pemberitan gelang dimaksudkan sebagai anugerah.

Meski digunakan sebagai salah satu prasarana ibadah oleh umat Hindu, pemakaian gelang tri datu khas Bali memang tidak secara eksklusif untuk umat Hindu. Para penganut agama lain juga diperbolehkan untuk mengenakan gelang ini.

Hanya saja, dalam pemakaiannya, harus dilakukan dengan tepat. Sebagai contoh, mengenakan gelang ini di kaki, bakal menjadi salah satu bentuk pelecehan pada simbol agama bagi masyarakat Hindu.

Kamu memang bisa mendapatkannya secara gratis di pura. Namun, sebagai alternatif, bisa pula mendapatkan gelang unik khas Bali ini dengan membelinya secara langsung.

Tak sulit untuk mendapatkan penjual yang menawarkan dagangan berupa gelang tali ini. Menarik juga kalau dipilih sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: Warga Jepang Tak Sabar ke Bali, Berharap Rute Internasional Benar Dibuka

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm