Belum Ada Data Pasti Varian Omicorn Lebih Bahaya dibanding Delta

30 November 2021 14:00 WIB
Ilutrasi virus corona
Ilutrasi virus corona ( internet)

Sonora.ID - Varian baru B.1.1.529 Omicron bagi sebagian kalangan dikhawatirkan berpotensi menjadi masalah besar untuk dunia. Sehingga, momen libur natal dan tahun baru (nataru) harus benar-benar dibatasi untuk menghindari adanya kerumunan yang dapat menyebabkan penularan varian baru ini.

Namun demikian, virolog Indro Cahyono memiliki pendapat yang sedikit berbeda. Dalam wawancara dengan Radio Sonora 92 FM Jakarta Selasa (30/11/2021), Indro mengatakan, “Maksud kita ingin meningkatkan kewaspadaan jangan sampai malah menimbulkan kepanikan di masyarakat, akibat pengambilan data yang tidak diketahui.”

Ia menyampaikan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mengeluarkan pernyataan bahwa bagaimana gejala yang ditimbulkan Omicorn dan sejauhmana keparahan yang ditimbulkan oleh varian Omicron ini.

“WHO belum memberikan statemen bahwa varian ini berbahaya, sementara media memberitakan varian ini berbahaya dan mematikan. Ini memperlihatkan rasa terlalu optimis dalam melihat keganasan virus dalam tanpa melihat data awalnya,” ujar Indro Cahyono.

Baca Juga: Antisipasi Masuknya Varian Baru, Pemerintah Terapkan 2 Langkah Ini

Pada kesempatan ini, Indro pun menegaskan bahwa mutasi akan terjadi setiap saat namun tak merubah sifat aslinya. Dan, hingga kini kesembuhan terhadap virus covid-19 adalah sebesar 97%.

Mengenai vaksinasi, Indro mengatakan bahwa vaksin tetap diperlukan agar sel memori di dalam tubuh kita mengenali virus tersebut. Lalu mengapa banyak orang di Eropa yang meninggal dunia karena Covid-19 setelah di vaksin? Indo menyatakan ada dua penyebabnya.

“Pertama, orang di Eropa tidak menggunakan vaksin yang utuh, mereka gunakan protein S. Sedangkan Indonesia menggunakan vaksin yang utuh. Sedangkan yang kedua karena secara geografis, Indonesia berada di garis katulistiwa.” Jelas Indro

Ultra Violet Index negara di katulistiwa 8 – 10 dan ini tertinggi di dunia. Suhu di negara katulistiwa 28 hingga 32 derajat celsius. Dengan demikian, menurut Indro, virus covid-19 akan mati dalam waktu 5 menit di kondisi katulistiwa seperti di Indonesia ini.

Baca Juga: Belum Kelar Delta, Kini Muncul Varian Virus Corona Mu yang Disebut Kebal Vaksin Covid-19

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm