Bagikan :
Sonora.ID - Setiap orang pasti pernah mengalami overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan dan dilakukan dalam durasi waktu-waktu produktif.
Overthinking bisa menjadi salah satu faktor penghambat produktivitas seseorang yang akhirnya akan memengaruhi siklus hidupnya.
Tanpa disadari, overthinking biasa terjadi ketika kamu sudah melakukan suatu hal atau telah mengambil keputusan.
Overthinking ini muncul dalam bentuk kekhawatiran kamu terhadap apakah hal yang sudah dilakukan tersebut merupakan hal yang benar atau justru sebaliknya.
Hingdrnata Nikolay, Licensed Master Trainer of LNP, dalam siaran Radio Smart FM bertajuk 'Tips Menghindari Overthinking ala Hingdranata Nikolay: Buat Deadline!' (29/11/21) mengatakan kalau kita selalu ingin membuat keputusan yang benar dan sangat tepat.
Bisa jadi kamu memiliki kekhawatiran jika orang lain akan menilai segala tindakanmu sebagai hal yang salah dan tidak dapat dibenarkan.
Dalam hal ini kamu perlu sadar bahwasanya sebaik-baiknya sesuatu pasti memiliki kekurangan; sama seperti apa yang tiap manusia lakukan.
Sebisa mungkin mengurangi berbagai risiko dan ingin menghindari kesalahan akhirnya terlalu panjang mikir dan melampaui batas waktu berpikir atau berlarut-larut.
Selain terjadi saat telah melakukan sesuatu, overthinking juga terjadi ketika kamu terus menunda-nunda keputusan berat.
Baca Juga: Tak Hanya Diri Sendiri, Overthinking Bisa Beri Dampak untuk Orang Lain
Jika hal tersebut merupakan akar permasalahannya, Hing memberikan rekomendasi konkret untuk mengatasi overthinking, yakni membuat tenggat waktu (deadline) untuk mengambil keputusan.
"Deadline selalu membantu kita untuk mengambil keputusan. Kalau tanggal sekian sudah set, ya putuskan sudah, jangan ditunda-tunda lagi," ujarnya.
Berbagai pertimbangan dan pikiran yang terjadi selama belum masa tenggatnya bisa dikatakan bukanlah overthinking, melainkan pertimbangan yang logis.
Ketika melewati deadline, itu sudah bisa dikategorikan sebagai overthinking.
Selain menetapkan deadline, hal lain yang bisa kamu lakukan adalah untuk berhenti menunggu kesempurnaan.
Berambisi adalah hal yang wajar namun memiliki tujuan untuk mencapai kesempurnaan merupakan hal yang tidak realistis, tidak praktis, dan menguras tenaga.
Tidak peduli seberapa keras kamu mengupayakan kesempurnaan, perbedaan cara pandang orang-orang pasti akan selalu bisa menemukan celah dari pekerjaanmu.
Hal lainnya yang bisa kamu lakukan adalah meluangkan waktu untuk berefleksi.
Berefleksi bukanlah berpikir, melainkan memanggil kembali ingatan tanpa adanya bias apakah tindakan lampaumu merupakan hal yang baik atau buruk.
Kamu bisa mulai melihat apakah hal yang telah kamu lakukan dapat memberikan sisi positif sekecil apapun itu.
Jika sekalipun kamu menemukan hal yang buruk, ketimbang menyalahkan diri, kamu bisa memilahnya dan mengingat untuk tidak akan pernah melakukan kesalahan tersebut di masa yang mendatang.
