Kabupaten Mempawah Menggalakan Program Dapur Sehat Atasi Stunting

8 Desember 2021 14:47 WIB
BKKBN bekerjasama dengan PT Pelindo melalui CSR (Corporate Social Responsibility) memberikan bantuan kepada 5 desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat untuk penurunan stunting.
BKKBN bekerjasama dengan PT Pelindo melalui CSR (Corporate Social Responsibility) memberikan bantuan kepada 5 desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat untuk penurunan stunting. ( BKKBN)

Mempawah, Sonora.Id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana – Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat fokus menggalakan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Bukit Batu Kecamatan Sungai Kunyit. Program dapur sehat ini fokus pada pemberian pembelajaran pada masyarakat mengenai gize sehat berbasis pangan lokal.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dapur Sehat Atasi Stunting berada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting.

BKKBN bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sendiri.

Plt Deputi Dalduk BKKBN, Dwi Listyawardani menjelaskan kegiatan DASHAT ini bukan hanya di dukung oleh BKKBN sebagai konseptor

“Tapi patut kita syukuri bersama bahwa ini juga didukung oleh berbagai pihak yaitu dari mitra kita PT. Pelindo sebagai bentuk tanggung jawab sosial nya dan juga dari desa melalui dana desa, pengembangan dana desa sedemikian rupa sehingga secara khusus bisa ikut mengentaskan stunting,” ungkap Dwi atau yang biasa disapa Dani.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Klaim Turunkan Angka Stunting Melebihi Target Nasional

Ia berharap di Kabupaten Mempawah ada 18 Kampung KB yang harus mengembangkan DASHAT. Program DASHAT bukan hanya berupa kegiatan sosial tapi adalah sebuah kegiatan mandiri ekonomis kreatif income generating yang bersifat mandiri.

"Jadi selain disitu terdapat proses edukasi tentang gizi termasuk juga tentang stunting ada juga pemberdayaan ekonomi", kata Dani.

Deputi General Manager Keuangan dan SDM PT Pelindo (Persero) Regional Cabang Pontianak Yuli Wahyu Wibowo mengatakan saat ini CSR sudah di ganti namanya menjadi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

“Pada dasarnya kami bukan hanya membantu dalam satu hal misalnya dalam bentuk stunting ini tapi juga dalam bentuk lain seperti bantuan sembako. Pengelolaan terkait masyarakat yang terdampak dipantai atau di laut karena beroperasi nya terminal kijing bisa berlanjut. Dari Rencana Induk Pelabuhan ada 5 (lima) desa yang terdampak tapi sekarang sedang dijalankan berkembang menjadi 9 (sembilan) desa dan kami sedang melihat perkembangan berapa banyak desa terdampak selai dari 5 (desa) tersebut,” jelasnya.

BUMN hadir untuk negeri untuk indonesia membantu masyarakat dan berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Mempawah, BKKBN Pusat dan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat untuk bisa mempercepat program. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 BKKBN diamanatkan menjadi Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

“Kita punya andil baik pemerintah Kabupaten Mempawah, PT. Pelindo pada khususnya dan juga masyarakat sekitar nya untuk bisa membantu pemerintah untuk mengatasi program Stunting,” kata Wahyu.

Peraturan Menteri Desa dan PDTT secara tegas eksplisit sebagian dana desa itu untuk pengentasan stunting di setiap desa di Indonesia.

"Jadi ini merupakan sinergi yang sangat luar biasa seluruh komponen mulai dari pemerintah, pemerintah pusat, daerah, mitra terkait sampai dengan pemerintah desa semuanya terlibat dan semuanya mengatakan hal yang sama", kata Dani

Pemerintah menargetkan Indonesia bebas stunting pada tahun 2024 dengan capaian 14 persen. Kabupaten Mempawah telah membentuk 232 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Bupati Mempawah, Hj. Erlina menjelaskan TPK diinisiasi BKKBN diharapkan dapat melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial bagi calon pengantin, calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak umur 0 - 59 bulan serta melakukan survey ke keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor faktor stunting.

Selain itu calon pengantin juga termasuk resiko Stunting. Data BKKBN mencatat separuh calon pengantin itu dalam kondisi kurang gizi, 50 persen calon pengantin itu kurang darah (anemia).

"Calon pengantin itu harus sehat agar nantinya tidak melahirkan anak anak Stunting,” jelas Dani.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm