Enggak Lagi-Lagi, deh! Ternyata Doyan Makan Tempe Justru Mengancam Nyawa

31 Desember 2021 17:40 WIB
Tempe goreng.
Tempe goreng. ( Sajian Sedap)

Sonora.ID - Siapa sih warga Indonesia yang enggak kenal tempe? Sepertinya enggak ada ya? Karena tempe selama ini menjadi bahan makanan yang bisa ditemui dimana saja di seluruh Nusantara.

Harganya yang murah meriah membuat bahan makanan satu ini digemari seluruh masyarakat. Baik level menengah maupun masyarakat level atas.

Pasalnya, tempe yang dibuat dari bahan dasar kedelai ini mempunyai segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.

Baca Juga: Urutan Golongan Darah yang Paling Banyak Dihuni Orang Sukses, Kok Bisa Ya?

 

Namun siapa sangka, ternyata mengonsumsi tempe berlebihan justru membawa malapetaka, lho. Enggak percaya? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

1. Hipotiroid

Hipotiroid merupakan gangguan yang memicu kelainan pada jaringan tiroid.

Mengonsumsi kacang kedelai 30 gram setiap hari selama 30 hari bisa mengganggu tiroid pada pria dan wanita dewasa.

Penderita hipotiroid memiliki kemampuan metabolisme yang lambat, sehingga tak banyak kalori yang terbakar saat waktu istirahat ataupun beraktivitas.

Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung goitrigen yang tinggi.

2. Memicu kanker

Orang yang kerap mengonsumsi tempe secara berlebihan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kanker.

Para ilmuwan sempat melakukan penelitian terkait konsumsi kedelai bisa menurunkan risiko kanker payudara dan kanker ovarium.

Namun di sisi lain, ada pula penelitian yang justru membuktikan konsumsi kedelai memicu kekambuhan kanker.

Maka dari itu, lebih baik mencegahnya dengan mengonsumsi tempe dalam batas wajar setiap harinya.

Baca Juga: Meskipun Enak dan Murah, Ternyata Golongan Darah B Tak Dianjurkan Makan Daging Ayam

 

3. Masalah reproduksi

Beberapa penelitian sempat dilakukan untuk meneliti kandungan dalam tempe. Adapun kandungan isoflavon dalam kedelai bisa mengurangi jumlah sperma dan efek samping seksual lainnya pada tikus di laboratorium.

Meski begitu, penelitian terhadap tikus ini dianggap kontroversial karena dosis yang diberikan lebih tinggi dibanding yang biasa dikonsumsi manusia.

PenulisKumairoh
EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm