Ini Alasan Anak-Anak Lebih Rentan Terserang DBD

4 Januari 2022 14:52 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu. ( Sonora.ID/Indri Rizkita)

Pontianak, Sonora.ID - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu mengatakan, kasus demam berdarah (DBD) di Pontianak didominasi oleh anak-anak usia sekolah dengan rentang usia 9-10 tahun.

“Kalau DBD dominan usia sekolah, umur di bawah 9-10 tahun. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan adanya Covid 2020-2021 tidak ada tatap muka, anak-anak di rumah, kasus DBD kita menurun, jadi ini kasusnya rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Handanu, pada Senin (03/01).

Ia menjelaskan, alasan anak-anak lebih mudah terserang DBD lantaran daya tahan tubuh dan tingkat imunitas anak yang masih rendah.

Baca Juga: Kepala Dinas Kesehatan Pastikan Kasus DBD di Pontianak Tidak Telan Korban Jiwa

 

“Daya tahan tubuh anak, tingkat imunitas, kemudian anak-anak itu mungkin di lingkungan sekolah tingkat kebersihan masih rendah, jadi risikonya anak-anak lebih tinggi. Meski anak-anak rawan terhadap DBD, bukan berarti tidak menyerang dewasa, tapi kalau dewasa relatif bisa dipaksa makan, minum dan daya tahan tubuh bagus. Kalau anak cepat drop,” jelas Handanu.

Ia menyampaikan, demam berdarah disebabkan oleh rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Orang lupa membersihkan halaman, banyak sampah berserakan, lupa menguras penampungan air, padahal nyamuk mengandung virus itu,” ucapnya.

Untuk mencegah lonjakan kasus demam berdarah tersebut, Handanu mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur.

“Yang harus kita lakukan adalah menutup, mengubur, melakukan abatisasi, memberikan fogging. Yang penting adalah kebersihan lingkungan, kalau setiap rumah mau memantau jentik rumah, ini bisa menurunkan angka demam berdarah,” imbau Handanu.

Sebagai informasi, kasus DBD di Pontianak meningkat pada akhir tahun 2021 yaitu tepatnya di bulan Oktober dan November.

Baca Juga: Kasus DBD di Provinsi Bali Cenderung Alami Penurunan, Januari-Juni Capai 2.055 Kasus

 

Adapun jumlah pasien sendiri, Handanu mengklasifikasinya menjadi tiga. Pertama, kategori Demam Berdarah Dengue terhitung dari Januari hingga Desember 2021 berjumlah 16 orang.

Ketegori kedua, Demam Dengue berjumlah 34 orang. Dan kategori ketiga, yaitu suspek DBD berjumlah 141 orang.

“Munculnya itu di akhir 2021, agak meningkat. Sejak minggu ke-32, sekitar bulan Oktober November agak meningkat. Kemudian menurun lagi. Untuk DBD di 2021 itu jumlahnya yang kita sampaikan, angka kematiannya nol,” tutup Handanu.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm