Sonora.ID – Setidaknya ada tujuh orang yang meninggal dunia setelah mengalami insiden tebing runtuh yang mengenai sejumlah perahu rekreasi di danau wisata Brasil.
Sementara itu, tiga orang lainnya hilang dan 32 orang terluka.
Insiden tersebut terjadi di antara kota Sao Jose da Barra dan Capitolio, yang terletak di negara bagian Minas Gerais di tenggara Brasil.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan kronologi kejadiaan saat tebing mulai runtuh dan para penumpang di perahu mencoba meneriakkan peringatan kepada perahu yang melintas di bawah tebing tersebut.
Tebing runtuh tersebut jatuh tepat di atas perahu rekreasi dan perahu itu tampaknya tenggelam, sementara yang lainnya berhasil lolos dari insiden tersebut.
Melansir dari BBC, petugas pemadam kebakaran setempat mengungkapkan insiden tersebut terjadi pada pukul 11.00 waktu setempat, mengikuti hujan berhari-hari di negara bagian Minas Gerais, yang membuat tebing lebih rentan runtuh.
Sementara itu, penyelam dan helikopter sedang mencari korban selaat lainnya di sekitar perairan tersebut.
Dua puluh orang awalnya dilaporkan hilang, namun Letnan Aihara menegaskan bahwa sebagian besar korban ditemukan setelah memeriksa daftar rumah sakit.
Beberapa di antaranya mengalami patah tulang, satu orang berada dalam kondisi serius dengan luka di bagian kepala dan wajah.
Kendati demikian, menurut pihak berwenang, sebagian besar korban luka ringan telah dipulangkan dari rumah sakit pada Sabtu malamnya.
Danau Furnas awalnya terbentuk bersamaan dengan pembuatan bendungan pembangkit listrik tenaga air dan merupakan daya tarik wisata utama di daerah tersebut.
Wisatawan biasa datang kesana untuk melihat dinding batu, gua dan air terjun yang mengelilingi perairan Danau Furnas.
Baca Juga: Tak Masuk Akal! Inilah 5 Danau Teraneh dan Misterius di Dunia, Pernah Dengar?
Para pejabat memperkirakan bahwa lempengan batu bisa lepas karena hujan yang mengguyur Minas Gerais dalam beberapa hari terakhir.
Diketahui, hujan itu telah menyebabkan banjir Minas Gerais dan membuat 17 ribu warganya mengungsi.
Pedro Aihara, juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Minas Gerais, mengatakan mengungkap bahwa bebatuan di wilayah itu memang 'rentan terhadap angin dan hujan'.
"Bebatuan di daerah ini lebih rentan terhadap efek angin dan hujan. Batu-batu itu menunjukkan lebih sedikit resistensi," katanya penyiar Brasil GloboNews.